Mohon tunggu...
Talita Hariyanto
Talita Hariyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Manusia hina sebagai makhluk mulia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerpen "Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia" Karya Sasti Gotami: Refleksi Pahit tentang Superioritas Bangsa Barat

28 Juni 2024   01:38 Diperbarui: 28 Juni 2024   04:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Rahardi Handining, 2013. https://www.kompas.id/baca/sastra/2023/01/14/batavia-yang-tak-sesuai-rencana-lucretia

“Sebetulnya Lucretia tidak ingin terlalu akrab dengan Catia. Baginya, Catia tetaplah kaum budak dan tak sejajar dengannya.”

“Namun, sebagai penganut kasih Kristus, tentu ia harus berbelas kasih kepada kaum rendahan, dan sudah sepatutnya Catia bersyukur karena Lucretia sudi berbincang dengannya.”

Berdasarkan kedua kutipan di atas, diketahui bahwa Lucretia yang merupakan keturunan Belanda merasa eksklusif dengan kedudukannya di Batavia sebagai ‘penjajah’. Kehidupannya di tempat tersebut juga tergolong mewah, bahkan tampaknya ia menduduki kasta kelas atas di sana. Ia memiliki seorang bujang, atau yang dalam bahasa masa kini disebut pembantu, pesuruh, atau jongos. Namun, pandangan Lucretia terhadap bujang yang membantunya ini dapat dikatakan sangat buruk. Lucretia memang tidak (atau belum) menyakiti mereka dengan perbuatan-perbuatan anarkis. Namun, sesungguhnya di lubuk hati terdalam Lucretia menyimpan pandangan-pandangan yang sangat merendahkan mereka sebagai manusia. Lucretia menganggap Catia tidak pantas berinteraksi dengannya, hanya karena ia berasal dari bangsa Timur dan berkulit gelap seperti orang-orang Tamil. Seberapa pun Lucretia membutuhkan Catia untuk menyuplai buah dan sayur, tak seharusnya ia terlalu akrab dengan Catia. Hal ini menunjukkan bahwa Barat merasa eksklusif, bahkan terkesan menutup diri untuk bergaul dengan kaum yang tidak sederajat. Mereka tetap selalu ingin eksklusif dan tidak sudi jika diusik oleh para budak maupun kaum rendahan yang status sosialnya tidak sejajar dengannya. 

7. Cara Pandang Barat terhadap Timur: Tidak Dapat Hidup Mandiri dan Selalu Bergantung pada Barat

“Dan Lucretia berpikir, betapa murah hati dirinya. Karena dirinyalah, Catia dan keluarganya bisa makan.”

Berdasarkan kutipan di atas, diketahui bahwa Lucretia yang merupakan keturunan Belanda merasa terlalu bangga atas perbuatannya. Dalam konteks tersebut, dikisahkan bahwa Lucretia memperkerjakan Catia untuk menyuplai kebutuhan buah dan sayur di rumahnya. Sebetulnya, relasi yang tercipta antara Catia dan Lucretia mencerminkan simbiosis mutualisme, karena kedua belah pihak saling diuntungkan. Sebetulnya pula, pikiran Lucretia seperti yang termaktub dalam kutipan di atas juga tidak perlu ada. Namun, karena Barat telanjur memupuk perspektif yang merendahkan Timur, segala hal positif yang berkaitan dengan Timur akan diubah sedemikian rupa agar Barat tetap unggul dan dominan. Lucretia sebagai representasi orang Barat menganggap bahwa bangsa Timur tidak dapat hidup mandiri dan selalu bergantung pada uluran tangan bangsa Barat. 

8. Cara Pandang Barat terhadap Timur: Miskin

“Sayang, yang tersedia hanya dokar dengan kuda yang tak terlalu kekar dan tampaknya kurang makan. Sebetulnya, saisnya pun tampak kurang makan seperti pribumi-pribumi lainnya.”

Berdasarkan kutipan di atas, diketahui bahwa Lucretia yang merupakan keturunan Belanda memandang rendah kaum pribumi yang tinggal di Batavia. Ia menggeneralisasi bahwa semua pribumi pastilah orang miskin, sebab mereka tak dapat memenuhi kebutuhan primernya secara mandiri. Lucretia sebagai representasi orang Barat tidak ingin memikirkan alasan mengapa kaum pribumi mengalami kekurangan makanan. Kerja paksa terus menerus tanpa upah yang cukup tidak terlintas dalam pikiran mereka sebagai faktor yang bisa menyebabkan pribumi kekurangan makanan. Yang Barat tahu, Timur ialah kumpulan orang-orang miskin dan kekurangan makanan serta membutuhkan bantuan Barat untuk diselamatkan. 

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam cerpen "Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia" karya Sasti Gotama terdapat banyak bukti tentang betapa mengakarnya orientalisme Barat terhadap Timur. Dengan terkuaknya bukti-bukti orientalisme tersebut, bangsa Timur diharapkan semakin mampu membuktikan kepada dunia bahwa pelabelan-pelabelan itu hanyalah stereotip masa lampau yang tidak berlaku lagi di masa kini. 

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun