Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penolakan Kawasan Wisata Pada Gojek, Grab dan Taksi Uber

19 Januari 2016   17:30 Diperbarui: 19 Januari 2016   18:28 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ada semacam peraturan keras dari organisasi pengelola transportasi di Pantai Canggu. Mereka lebih ingin melindungi keberadaan operasional transportasi yang sudah dimiliki dan sudah berjalan lama dari pemuda setempat. Kerasnya peraturan ini dalam sebuah berita portal online menyebutkan sempat terjadinya penganiayaan dan pengrusakan kepada mobil Taksi Uber yang nekat masuk dan mencari penumpang di wilayah Pantai Canggu.

"Yang melanggar awalnya kita catat plat nomernya dan tegur baik-baik, namun jika berkali ngotot maka kita akan ambil tindakan tegas. Seperti beberapa waktu lalu kita sudah peringati dan pergoki berkali-kali dilarang keluar masuk mencari dan mengakut penumpang di wilayah kita, namun ia tetap ngotot masuk sehingga Handphone (HP) yang dipakai aplikasi mengambil para penumpang kita sita dan kasi teguran keras, eh dia tetap ngotot akhirnya mobilnya dihancurkan warga,"penjelasan ketua organisasi transport Canggu. (Sumber berita ada disini).

Dari sebuah berita online, beragam komentar netizen Bali yang pada intinya sangat mendukung dihapuskannya aplikasi Gojek, Grab dan Taksi Uber. Ketiga pengelolaan angkutan bermodalkan aplikasi online ini banyak disebut netizen Bali mendatangkan kerugian untuk pengelola transport lokal yang sudah berjalan lama. Keberadaan ketiga moda tersebut dianggap mematikan moda yang sudah ada.

Tentunya ini sangat membuat pemerintah daerah harus segera mengambil sikap. Pengaturan ketiga moda transport online tersebut seharusnya mendukung juga keberadaan moda transportasi konvensional yang sudah berjalan.

Dukungan netizen memang tidak bisa disalahkan. Kebanyakan mereka adalah warga asli Bali yang merasa bahwa Gojek, Taksi Uber dan Grab atau sejenisnya harus diatur ulang kembali penataan operasional nya di kawasan wisata. Kehadiran mereka tidak boleh merampas keberadaan operasional transportasi yang sudah ada sejak lama. Perlu adanya dialog terbuka, penataan ulang, rekondisi dan verifikasi operasional transportasi beraplikasi sejenis saat membawa turis ke daerah wisata. 

Ini sangat penting untuk diperhatikan. Karena untuk menghindari keributan dan tindak kriminalisasi pada driver Gojek, Grab dan Taksi Uber seperti yang sudah sering terjadi juga di daerah lain.

Salam Kompasiana.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun