Sebuah kebanggaan buat saya saat duduk di SMA.
Hikmah Krismon '98 Hancurkan Usaha
Namun semua berakhir di tahun 1998, saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Keadaan ekonomi mencekik pedagang kecil termasuk saya. Akhirnya toko saya gulung tikar. Saya pun sempat dikejar-kejar hutang.
Dan keputusan saya akhirnya hijrah ke kota Jakarta setelahnya. Saya bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan alat-alat olahraga.
Tak terduga, kesempatan hidup memberikannya peluang di Kota Denpasar Bali. 1 Agustus 2001, awalnya saat masih memiliki anak 1, Pak Mitro menjalankan bisnis alat-alat olahraga fitness modern secara door to door.
Empat tahun usaha keliling ini dijalankan dengan tabah. Bahkan Allah sering menolong. Pernah ada seorang ibu, meminta Pak Mitro menjualkan alat olahraganya dengan harga yang harus diberikan pada ibu tersebut sebesar Rp.1,5.juta. "Terserah, mau dijual berapa saja. Yang penting kasih ke saya.1,5 juta.", kata ibu itu. Alat olahraga tersebut diservis dan dijual keliling seluruh Denpasar hingga Nusa Dua. Akhirnya barang bisa laku mencapai 2,9 juta lebih. Ini rezeki.lumayan buat menyambung usaha dan hidup Pak Mitro.
Karena berpikir bahwa usaha keliling selain memakan waktu dan biaya yang besar, saya mencoba dengan modal awal 7 juta untuk menyewa sebuah ruko di Jalan Sidakarya Denpasar. Pak Mitro meminta keringanan pada pemilik toko agar diperbolehkan mencicil ruko seharga sewa Rp.14 juta. Berkat kegigihan Pak Mitro, akhirnya pemilik ruko mau memberi keringanan padanya.
Semua berjalan dengan semangat pantang menyerah dan doa yang terus dipanjatkan.Â
Terus bermunculan ilham dan ide-ide pengembangan usaha bak laksana air bah.Â
Saat dzikir di dalam masjid, terbesit ide membuat fitness khusus wanita. Maka nama "Hawa Gym" menjadi pilihan baik. Menyiratkan kaum hawa saja yang boleh masuk dan berolahraga di tempat ini.
Tanpa terasa, muncul ide pengembangan usaha di tahun 2015 ini ingin mencapai 100 cabang fitness dan toko penjualan. Mengepakkan sayap selebar-lebarnya, itulah impian besar Pak Mitro.