Jangan ditanya , atau jangan membayangkan berapa SPP yang harus dibayar oleh bapak mereka yang notabene seorang buruh. Mereka gratis bersekolah. Saya tidak perlu mengungkapkan bagaimana mereka mendapatkan dana untuk operasional sekolah. Karena inilah kehebatan mandirinya rakyat Indonesia khususnya warga Denpasar Bali yang setiap bulan menyokong sumbangan dan menggelontorkan dana bantuan dari Pemerintah untuk keberadaan sekolah TK nan sederhana ini.
Kesimpulan saya yang sederhana, kalau 2500 USD belum bisa cukup membayar keamanan anak bersekolah, maka perlu patut dipertanyakan kepada pengelola JIS. "Motif apa yang mendasari SPP sedemikian mahalnya ditarik dari orang tua / wali murid jika keamanan sekolah saja tidak bisa terjamin." Mungkin inilah maksud kalau kita sebenarnya bermental takluk pada bahasa inggris dan sungkan pada bule yang cas cis cus. Bukan kami menyudutkan bule atau warga yang suka menyekolahkan anaknya di sekolah bule, hanya perlu dikaji ulang pemikiran kita sebagai warga biasa, bahwa masih banyak sekolah di negeri ini yang masih memerlukan perhatian dan pengawasan dari pihak Kemendikbud. Bukan hanya JIS saja. Karena sekolah harus aman dari gangguan pedofilia dan guru "musang berbulu domba".
Salam Kompasiana
Foto : dokumen pribadi dari artikel saya di Kompasiana "Laskar Pelangi Juga Ada di Bali".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H