Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memilih Presiden Jangan Asal Pilih, untuk Indonesia Lebih Baik

19 Juni 2014   18:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:07 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh menarik ketika saya membaca artikel "Winding Road To Indonesian Democracy" yang dimuat oleh Asia Times Online. Wartawan kontributor yang melaporkan adalah Michael Vatikiotis and John McBeth. Kedua wartawan ini melaporkan pandangan mata mereka saat mewancara warga Indonesia yang berada di jalur Pantai Utara yang membentang dari Anyer hingga Banyuwangi. Namun sedikit kecewa karena pandangan mereka hanya berada pada beberapa kota di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur saja. Tak mengapa, sedikitnya itu sudah mewakili respon dan reaksi warga Pantura.

Perjalanan kedua kontributor berawal dari kota Kudus, Rembang , Tuban dan Lasem. Di Lasem, mereka menemui beberapa relawan Capres Jokowi yang sedang mempersiapkan spanduk yang akan ditandatangani warga untuk mendukung Joko Widodo terpilih sebagai Presiden RI periode 2014-2019. Mereka tidak dibayar siapapun, kata Jasman , seorang legislator PDIP Lasem.

Jasman juga melaporkan sudah mengumpulkan beberapa sumbangan ikhlas dari warga yang pro Jokowi untuk diteruskan kepada pihak Timses Jokowi melalui Rekening yang dibuka di sebuah bank nasional.

Memang untuk kota-kota kabupaten di sekitar Pantura Jawa Tengah seperti Kudus, Rembang dan Lasem mayoritas didominasi oleh warga yang pro pada Capres Jokowi, begitu Asia Times Online melaporkan.

[caption id="attachment_343577" align="aligncenter" width="640" caption="gambar : hariantopmetro.com"][/caption]

Dan Asia Times juga menyebutkan kalau di kota Surakarta sendiri, sebagai asal muasal Jokowi dilahirkan, didapati kenyataan bahwa ada juga warga yang mendukung Prabowo sebagai Calon Presiden RI periode 2014-2019. "Prabowo adalah seorang pria berkelas dunia dan berpengalaman sebagai negarawan," kata Karno, seorang penjaja makanan di pusat kota dekat Pasar Klewer Solo.

Menariknya mungkin banyak orang yang sepakat dengan pendapat seorang pekerja bangunan di Kota Lumajang bernama Bagus yang mengatakan, " Saya suka dengan apa yang saya lihat di Jokowi, tapi saya juga mengagumi Prabowo". Inilah pendapat netral yang semoga tidak menjadikan banyak orang untuk golput, dengan menempatkan kedua capres sebagai putra bangsa yang sama-sama punya potensi, punya peluang besar memimpin negeri ini tanpa harus sibuk mencela kekurangan masing-masing capres.

Kalau boleh saya mengutip juga bahwa sebenarnya warga Pantura sebenarnya bukan warga negara kelas dua yang belum bisa memilih dengan cerdas siapa capres jagoan mereka. Walaupun berprofesi nelayan, pedagang, petani, buruh dan tingkat pendidikan yang rata-rata hanya SMP-SMA saja, ternyata mereka bisa menempatkan kedua calon presiden sebagai jagoan mereka dengan persepsi pikiran masing-masing. Atau bahasa halusnya, keberpihakan warga sangat masih didominasi oleh analisa Figur dan Manfaat/

Ada yang mendambakan Jokowi terpilih karena terkesan rendah hati dan terlihat sederhana, juga ada warga yang memilih Prabowo sebagai Capres Jagoan mereka karena terkesan mendunia, dan berpengalaman sebagai negarawan.

Inilah asas kerangka berpikir sederhana warga pinggiran Pantura yang mungkin cara berpikir mereka belum secerdas warga di Kota Besar yang memilih Capres kebanyakan karena asas biaya dan manfaat.

Berbeda dengan warga Indonesia yang sudah lebih cerdas, dengan tingkat pendidikan tinggi dan biasanya hidup di kota-kota besar dalam memilih calon presiden mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun