Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pelayanan Dokter Judes dan Sistem Antrian Buruk pada Pasien ASKES di RSUP Fatmawati

2 Desember 2014   16:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:15 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pun keluar ruangan sambil menahan tangis.

Setelah diperiksa, Bu Aning mendapat surat pengantar untuk chek Laboratorium dan rontgen. Itupun masih belum bisa dilayani pada hari yang sama. Padahal kondisi Bu Aning juga sudah mempersiapkan diri dengan berpuasa dari rumah. Menurut pihak RSUP Fatmawati puasanya sudah terlalu lama, hanya butuh 10 jam berpuasa dari rumah. Bu Aning harus mengulang puasanya hari ini tanggal 02 Januari 2014 dan sudah harus juga menyerahkan hasil lab dan rontgen pada dokter judes tersebut hari ini juga.

Dan perlu dicatat, itu belum tuntas pemeriksaan yang seharusnya. Karena bu Aning harus melakukan pelayanan Ekokardiografi atau USG jantung dan juga treadmill jantung. Bisa-bisa baru bulan Februari atau Maret, saya baru bisa mendapat kedua pelayanan itu. Sungguh ini menyiksa saya, karena harus bolak-balik ke RSUP Fatmawati dan lamanya waktu tunggu selama sebulan lebih mendapat pelayanan. Hadeeh ribet. ( Ini komentar Bu Aning kepada saya).

Sungguh menyedihkan nasib Bu Aning sebagai Pasien Askes. Ia tidak mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah dari sang dokter berinisial DRW tersebut. Ditambah panjangnya daftar antrian pasien yang ada di RSUP Fatmawati. Kalaulah sistem dari RSUP Fatmawati memang belum baik dalam daftar antrian, seyogyanya dokter DRW bisa memberi keramahan dan senyum (minimal) kepada pasiennya.

Itupun pasien masih ditambah dengan omelan dokter karena membayar melalui ASKES.

Ini jelas permasalahan yang serius yang dialami RSUP Fatmawati. Sistem antrean masih semrawut panjangnya ditambah pelayanan dokter yang buruk mesti menjadi bagian serius yang harus dikoreksi RSUP sekaligus direvolusi.

Pelayanan ramah dan baik ibarat oase di gurun pasir.  Ia bisa menenangkan pasien sakit menjadi tenteram dan damai. Itu sudah memberi separuh obat batin pada pasien. Jikalau itu hilang, maka dokter yang seperti ini memang harus direformasi (minimal disekolahkan di Sekolah Kepribadian dulu agar bisa tersenyum pada pasien) .

Semoga catatan buruk ini diperhatikan oleh  Kementrian Kesehatan dan RSUP Fatmawati agar ke depannya tidak terulang kejadian-kejadian buruk seperti ini. Pasien jangan dibuat menderita oleh dokternya sendiri.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun