Bila anda melintasi Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur dari arah Ubung maka sepanjang jalan di sanur , kita akan mudah menjumpai kerajinan ukiran berbahan batu paras putih yang sangat menarik. Kali ini, saya berkesempatan bisa menjumpai beberapa pengrajin yang ada di kawasan Sanur tersebut.
[caption id="attachment_380268" align="aligncenter" width="591" caption="dok.pri Batu Paras putih menjadi hiasan taman"][/caption]
Saya menjumpai 2 orang pengrajin ukiran yang sedang bekerja. Ada rasa bangga dan salut sempat menyeruak di dada. Saat saya datang, Sanur sedang hujan lebat. Hebatnya mereka tidak berhenti bekerja menotok palu, mencungkil batu sambil kadang bersenandung kecil dengan lagu rakyat Bali. Saya dibuat terpesona oleh semangat mereka bekerja.
Salah seorang pengrajin ukiran batu paras yang menerima saya menyambut dengan ramah. Pak Nengah Diyana (35) datang dari Karangasem. Ia mempersilakan saya untuk bebas mengambil gambar dan menyebut bisa menjawab pertanyaan saya hanya tidak bisa menghentikan pekerjaannya. Well, it's ok.
Nengah Diyana menceritakan bahwa batu paras putih ini dipasok dari Wonosari Yogyakarta. Ia membelinya dalam keadaan masih mentah dengan skala meteran. Per meter harga beli batu paras polos dibeli Rp.500 ribu hingga Rp.1,5 juta. Ada juga yang dibeli dengan ukuran per kubik. Tergantung pesanan dan ukiran yang hendak dibuat.
Batu paras putih ini memang memiliki daya tahan yang lebih baik daripada mengukir dengan media lain, seperti kayu misalnya. Contoh bila anda hendak menghiasi dinding yang lebar, kayu bukan media yang tepat untuk bisa dijadikan relief. Tapi batu paras putih ini lebih kuat dan ukuran lebar bisa diatasi. Tidak perlu khawatir karena ukuran batu paras yang diukir menjadi relief bisa lebih luas hingga mencapai panjang dan tinggi hingga 5 meter lebih.
[caption id="attachment_380270" align="aligncenter" width="492" caption="dok.pri - Pak Nengah Diyana (merah) ukir mimpi di atas batu paras"]
Uniknya, walau pun proses pengerjaan relief cukup memakan waktu lama hingga 1-2 bulan tapi pesanan tetap saja mengalir. Kesan mewah dan elegan membuat batu paras putih asal Yogyakarta ini diminati pembeli hingga manca negara seperti Australia dan Amerika. Batu paras sebenarnya adalah campuran dari sedimentasi lapisan tanah kapur dan zat kimia yang dilarutkan dalam air hingga muncul menjadi endapan batu berwarna keputih-putihan. Dan masalah warna bisa disesuaikan dengan pesanan.
[caption id="attachment_380273" align="aligncenter" width="553" caption="dok.pri Nengah Diyana tetap asyik mengukir sambil bercerita"]
Kehidupan Pak Nengah Diyana sebagai pengrajin ukiran Batu Paras cukup dapat menghidupi keluarganya. Walau ia harus bekerja keras dari pagi hingga menjelang sore, kelelahannya terbayar. Karena pesanan yang membanjir kepadanya. Hingga kadang ia kewalahan.
Harga jual juga menyesuaikan dengan pesanan dari pembeli. Banyak hal mempengaruhi harga jual ukiran batu parasnya. Dari besar kecil ukuran batu yang dipergunakan, hingga tingkat kesulitan pengerjaan batu paras.
[caption id="attachment_380281" align="aligncenter" width="320" caption="dok.pri Harga Batu paras ini hingga US$595"]
[caption id="attachment_380287" align="aligncenter" width="257" caption="Dok.pri Bahan sederhana tapi harga selangit"]
Kendala paling sering ditemui adalah ketika sedang menghadapi susahnya mendapatkan bahan mentah yang berasal dari Wonosari Yogyakarta. Mereka pun terpaksa harus membatasi pesanan dan mengerjakan ukiran dengan batu alam yang lain, yang lebih banyak tersedia.
[caption id="attachment_380296" align="aligncenter" width="611" caption="dok. pri Hasil ukiran batu paras berbentuk relief luster"]
[caption id="attachment_380302" align="aligncenter" width="282" caption="dok.pri Air mancur dari batu paras putih "]
Varian hasil ukir sangat banyak. Relief gambar yang memiliki kisah seperti Ramayana, Mahabharata banyak dipesan untuk gedung-gedung besar di Jakarta, hotel berbintang, gedung pertemuan hingga wantilan dan Auditorium beberapa Universitas terkemuka di Indonesia.
Dari luster, relief, tempat lampu, lampu taman, air mancur , plafon , dinding rumah hingga souvenir juga banyak dipesan.
[caption id="attachment_380304" align="aligncenter" width="598" caption="dok.pri Lokasi Pengerjaan Batu Paras Putih Di Sanur"]
Tentu saja ini menggembirakan untuk dunia usaha dan usaha kecil menengah di Indonesia. Bali menjadi barometer keberhasilan ukir-ukiran. Bukan hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga manca negara.
Menyudahi pembicaraan saya bersama Pak Nengah Diyana, ia menyebut kalau mengukir dengan menggunakan bahan Batu Paras sangatlah menyenangkan. Hasilnya bagus, cara pengerjaan yang mudah dan hasilnya wah menjadikan ukiran batu paras ini patut diperhitungkan sebagai sumber komoditas penghasil devisa bagi negara.
Wah, mengagumkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H