Hari itu, Kamis 04 Desember 2014 saya harus berangkat pagi ke tempat kerja bengkel saya di Nusa Dua Jimbaran Bali. Ada keperluan mendesak yang harus segera saya urus di Nusa Dua. Demi menghemat waktu dan seringnya macet yang kadang sering tidak terduga di kawasan By Pass Jimbaran, saya memilih untuk menggunakan kendaraan roda dua.
Pukul 07 kurang seperempat, jalan sudah agak ramai di kawasan By Pass Pesanggaran hingga menuju Kawasan Simpang Siur. Sengaja saya tidak memilih jalur tol di atas laut, karena saya pikir jalan masih sepi. Ups, dugaan saya keliru.
Begitu sampai di persimpangan Bandara Ngurah Rai dan Kelan Tuban, tiba-tiba melintas di depan saya dua anak berseragam sekolah melaju dengan kencang hingga hampir menyenggol motor saya.
Semula saya ingin membiarkan saja, ya sudahlah. Ngapain juga , pikir saya.
Terbaca di baju seragam mereka, Madrasah Tsanawiyah Al Ma'arif Badung. Berboncengan tanpa menggunakan helm melaju dengan kencang di tengah jalan protokol dengan bertelanjang kaki. Ini bukan sebuah hal lumrah menurut saya. Saya pun sempat mengabadikan mereka dalam gambar karena kamera HP sudah saya siapkan ketika di Traffic light Benoa Square mereka terus melintas dan melanggar lampu merah tanpa memperdulikan keselamatan mereka sendiri.
Saya pun memposting gambar mereka di beranda Facebook. Beragam komentar mendatangi gambar ini.
[caption id="attachment_381074" align="aligncenter" width="483" caption="dok.pri dua anak Mts AL Ma"][/caption]
Komentar didominasi oleh keluhan bahwa ini terjadi hampir di semua kota besar, kecil hingga pedesaan di Indonesia. Kata Kompasianer Syaifuddin Sayuti, "Kadang malah saya lihat anaknya masih sangat kecil, mungkin kelas 4 atau 5 SD tp sudah bermotor. Ngenes lihatnya mas".
Komen dari kompasianer Brillianto Jaya,"Gak di Jakarta, gak di Bali ya mas."
Dan rata-rata komentar menyebutkan mutlak ini adalah kesalahan dari orang tua yang hampir banyak waktunya tinggal bersama anak.
Saya respek dan sangat menghormati ketika kita menyebut ini adalah kesalahan mutlak orang tua. Ini terjadi sebagai pola salah dalam mengasuh anak. "anaknya disuruh cepat bisa naik motor oleh orangtuanya: biar gampang kalo disuruh-suruh beli ini-itu.", komen dari Editor buku , Mas Rhamdany Benny.