Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Mereka Menggali Kubur Untuk Anaknya di Jalan Raya

7 Desember 2014   04:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417875750780333353

Hari itu, Kamis 04 Desember 2014 saya harus berangkat pagi ke tempat kerja bengkel saya di Nusa Dua Jimbaran Bali. Ada keperluan mendesak yang harus segera saya urus di Nusa Dua. Demi menghemat waktu dan seringnya macet yang kadang sering tidak terduga di kawasan By Pass Jimbaran, saya memilih untuk menggunakan kendaraan roda dua.

Pukul 07 kurang seperempat, jalan sudah agak ramai di kawasan By Pass Pesanggaran hingga menuju Kawasan Simpang Siur. Sengaja saya tidak memilih jalur tol di atas laut, karena saya pikir jalan masih sepi. Ups, dugaan saya keliru.

Begitu sampai di persimpangan Bandara Ngurah Rai dan Kelan Tuban, tiba-tiba melintas di depan saya dua anak berseragam sekolah melaju dengan kencang hingga hampir menyenggol motor saya.

Semula saya ingin membiarkan saja, ya sudahlah. Ngapain juga , pikir saya.

Terbaca di baju seragam mereka, Madrasah Tsanawiyah Al Ma'arif Badung. Berboncengan tanpa menggunakan helm melaju dengan kencang di tengah jalan protokol dengan bertelanjang kaki. Ini bukan sebuah hal lumrah menurut saya. Saya pun sempat mengabadikan mereka dalam gambar karena kamera HP sudah saya siapkan ketika di Traffic light Benoa Square mereka terus melintas dan melanggar lampu merah tanpa memperdulikan keselamatan mereka sendiri.

Saya pun memposting gambar mereka di beranda Facebook. Beragam komentar mendatangi gambar ini.

[caption id="attachment_381074" align="aligncenter" width="483" caption="dok.pri dua anak Mts AL Ma"][/caption]

Komentar didominasi oleh keluhan bahwa ini terjadi hampir di semua kota besar, kecil hingga pedesaan di Indonesia. Kata Kompasianer Syaifuddin Sayuti, "Kadang malah saya lihat anaknya masih sangat kecil, mungkin kelas 4 atau 5 SD tp sudah bermotor. Ngenes lihatnya mas".

Komen dari kompasianer Brillianto Jaya,"Gak di Jakarta, gak di Bali ya mas."

Dan rata-rata komentar menyebutkan mutlak ini adalah kesalahan dari orang tua yang hampir banyak waktunya tinggal bersama anak.

Saya respek dan sangat menghormati ketika kita menyebut ini adalah kesalahan mutlak orang tua. Ini terjadi sebagai pola salah dalam mengasuh anak. "anaknya disuruh cepat bisa naik motor oleh orangtuanya: biar gampang kalo disuruh-suruh beli ini-itu.", komen dari Editor buku , Mas Rhamdany Benny.

Dan kebanyakan kesalahan orang tua adalah ketika dengan sadar memang menyuruh anak membawa motor dengan usia mereka masih dibawah umur (belum memiliki SIM , dibawah 17 tahun) karena merasa inilah bukti kasih sayang dan tanda cinta orang tua kepada anak.

Weiitz, maaf kalau saya katakan ini tanda cinta keliru yang salah. Justru tanpa disadari kebanyakan orang tua telah memberi surat kematian kepada anak ketika anak tersebut sudah dibiarkan (bahkan diizinkan) membawa kendaraan sendiri di jalan raya.

Pernahkah menyadari usia mereka secara psikologis masih dalam keadaan usia pertumbuhan emosional dan masih labil dalam bersikap dan bertindak. Sedang kedewasaan mereka belum sanggup untuk bertindak secara hukum di jalan raya dan di depan pengadilan. Orang tua seperti mengaminkan mereka untuk menempuh jalan mudah ke rumah sakit dan kuburan. Iya, memberi akses mudah mereka naik motor atau mobil adalah memudahkan mereka menemui ajal mereka dengan cepat.

Ada banyak kisah tragis bertebaran di sekeliling kita , di seluruh Indonesia yang mencerminkan betapa berbahayanya mereka mengendarai motor atau mobil dan berakhir di ujung maut. Entah mereka yang meninggal dunia ataupun  mereka menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Ini perlu adanya keseriusan dari Kepolisian dan aparat berwenang dalam rangka mencegah kematian di jalan raya. Kalau perlu tindak tegas bagi anak di bawah umur yang sengaja memakai motor di jalan raya dan tidak memakai helm seperti ini.

Saya pun ingin mengajak kepada banyak orang tua, "mari kita sayangi anak dengan cara yang benar dan baik. Memberikan mereka kebebasan dan memiliki kendaraan sebelum matang usia mereka, itu sama halnya bapak dan ibu sudah menggali kubur untuk anak di jalan raya".

Semoga bisa jadi bahan renungan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun