Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Hindari Kredit Tanpa Agunan Bank untuk Modal Awal Berusaha

10 Desember 2014   12:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:38 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14181757592010854963

[caption id="attachment_381733" align="aligncenter" width="654" caption="Ilustrasi modal usaha. (Shutterstock)"][/caption]

Setiap orang ingin sekali memiliki usaha sendiri. Kalau kata Robert Kiyosaki, empat kuadran kehidupan seorang pengusaha itu masih ada dalam kuadran "bagus".  Walaupun ia belum menjadikan uang yang bekerja untuk dirinya tapi setidaknya ia mengerjakan uang sendiri untuk kehidupan dirinya. Dengan kata lain, pengusaha tidak bergantung pada orang lain dan bebas menentukan nasibnya sendiri. Mau bangun jam berapa saja, untung berapa saja hari ini dan rugi berapa saja hari ini, dia sendiri sebagai kunci penentunya (Ups, saya tidak akan melupakan Tuhan sebagai Maha Penentu Hasil Usaha tentunya. Usaha dan doa yang pasti).

Hindari KTA (Kredit Tanpa Agunan) Bank Untuk Modal Awal Berusaha

Ini adalah jalan yang harus dihindari seorang yang mau mengerjakan usaha sendiri dalam tahap awal. Bila kita berpikir bahwa modal usaha awal yang memang biasanya agak susah didapat dan KTA menjadi solusi dari kesulitan itu, maka berpikirlah ulang dan berpikirlah lebih mendalam. "Berhati-hati" itu kata kuncinya.

Ingat, Prinsip Bank memberi kredit (apa pun jenisnya) adalah Prinsip Hati-Hati. Kita mengenal 5 C sebagai kontrol Bank memberi kredit yakni character (integritas), capacity (arus kas untuk membayar hutang), capital (kekayaan pokok), collateral (aset), and conditions (keseluruhan usaha).

Maka sebaliknya kita sebagai peminjam juga harus menggunakan Prinsip Hati-hati itu. Dengan mengenal 5 C yang ada pada diri kita dengan baik, maka kita bisa menilai diri sendiri apakah kita pantas untuk mendapatkan kredit tanpa agunan tersebut. Jangan menuruti hawa nafsu dan ego sesaat untuk mendapatkan modal.

Apakah karakter kita adalah orang yang berintegritas baik saat menjadi karyawan? Misal sudah disiplin, sudah baik tidak sering bolos kerja, cepat membayar hutang atau menunda membayar hutang walau sudah gajian? Itu satu pertanyaan mendalam yang harus bisa dijawab. Jika awal pertanyaan saya ini bisa dijawab dengan baik, maka pertanyaan dari 5 C berikutnya, biasanya akan mudah dijawab.

Nah, inilah yang akan saya sampaikan kepada pembaca, kalau bisa, semampu kita agar bisa menghindari KTA dari Bank saat akan mulai berusaha.

Inilah alasannya:

1. KTA adalah Kredit Tidak Aman.

Ini mungkin arti makna secara umum, karena bila kita menyebut Agunan maka bahasa Inggris yang kita ketahui adalah "Secured" (dijamin) dan bahasa "Secure" artinya aman. Tidak Memakai Jaminan artinya "Unsecured Loan" sah-sah saja jika kita mengartikan kredit yang tidak pakai jaminan dan juga tidak aman. Di mana tidak amannya? Tidak amannya karena penanggung kredit tanpa agunan akan menanggung resiko yang lebih besar dibandingkan jenis pinjaman lain.

Di mana resiko besar itu? Silahkan Anda melihat perbedaan bunga yang anda harus bayar saat mengambil kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan. Anda akan mengelus dada. Perbedaan prosentase sangat besar dan menjadi kengerian bila kita tidak bisa membayar. Bisa-bisa debt collector yang datang, wajah sangarnya akan terus menghantui mimpi buruk kita.

2. Pahami hukum “resiko sebanding dengan prospek yang akan banyak memberikan nilai keuntungan”

Biasanya nih, seorang pengusaha baru biasanya pada akan mengatakan, "Saya masih COBA-COBA." Inilah yang menjadi sentral bahaya seorang pengusaha yang mau memakai KTA untuk modal awal usaha.

Begini sebagai gambarannya. Misal Anda ingin meminjam Rp 100 juta untuk buka sebuah toko kelontong. Dengan masih barunya kita membuka toko, uang 100 juta yang dipinjam dari KTA dan bunganya yang tinggi, maka kita harus bisa memperkirakan kalau setiap harinya hasil penjualan toko itu bisa menutupi bunga tinggi dari KTA bank. Awal usaha kita harus punya sebuah perkiraan di mana ada "space waktu" yang toko kita masih butuh pengenalan kepada konsumen, promosi yang dilakukan belum mendapat konsumen dengan jumlah pembelian yang besar. Namanya juga masih baru, orang masih "asing" dengan toko kita. Beranikah berspekulasi "langsung buka, langsung ramai"? Wah, inilah yang harus dicermati.

Jangan sampai terjebak, uang penjualan masih terseok-seok untuk pembukaan toko (mungkin dibarengi harus mengeluarkan biaya promosi dan sosialisasi) dan di saat waktu yang sama, kita dikejar-kejar oleh bank dengan bunga yang tinggi. Inilah resiko tinggi yang saya maksudkan.

Ngeri khan?

Demikian saja, singkatnya saya berusaha memberikan paparan kepada Anda yang ingin memulai usaha. Cobalah berpikir ulang agar bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga lunak dan jangka waktu pembayaran yang panjang atau sedang agar bisa terjangkau dan aman dalam pembayaran juga kita terhindar terjebak dalam kerugian.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun