Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangis Korban Tsunami Aceh di Depan Ka'bah

27 Desember 2014   04:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa sadar, air mataku pun ikut jatuh.

Aku baru menyadari karena ia adalah ayah dari sebuah keluarga yang rumahnya hanyut diterjang ombak Tsunami. Ia kebingungan, karena sementara keluarga nya ditinggal di daerah yang sedang bermusibah, sementara ia sendiri sedang beribadah haji dengan hati yang berat dan penuh kegalauan. Kacau balau dalam air mata, tampak terlihat jelas. Nasib keluarganya juga tidak jelas. Ia berangkat ke Tanah Suci sebelum tsunami terjadi. Dan tahu berita itu dari media massa lokal Mekah yang juga ikut menayangkan berita tsunami Aceh.

Aku pun mendekati bapak itu. Kusalami dan kupeluk tubuhnya yang sedang meronta di depan Ka'bah. Saya sempat menangis bersama bapak itu. Hingga akhirnya seorang kepala rombongan mendekati bapak itu dan mengajaknya pulang ke penginapan karena hotel nya sangat jauh perjalanan dari Masjidil Haram. Ia memakai ONH Reguler yang memang kebanyakan, hotel menginap jauh dari Masjidil Haram.

Aku sapu air mata yang terlanjur berderai karena ikut merasakan kepedihan bapak itu tadi.

Ia pergi dengan menyalami dan menanyakan namaku. Ia menyebut namanya. Rupanya menurut beberapa kawan yang paham, bapak ini seorang keturunan bangsawan Aceh.

Inilah sepenggal kisah sedih yang kualami di depan Ka'bah dan tidak pernah terlupakan seumur hidup. Saya yakin pasti bapak itu sudah hidup bahagia kembali bersama keluarganya yang baru sekarang. Menyesalnya, saya tidak meminta nomor telpon dan alamatnya, agar saya bisa kontak ia lagi. Karena ikut larut dalam kesedihan, saya lupa semuanya.

Note :

"Tulisan ini saya susun untuk selalu mengingatkan saya Tsunami Aceh 2004 dimana saya menjadi saksi tangisan bapak yang kehilangan segalanya di Aceh dan ia mengadu pada Allah di depan Ka'bah.. Semoga engkau dikuatkan Allah, wahai bapak, hiks..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun