Mohon tunggu...
amien istiarto
amien istiarto Mohon Tunggu... -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Primitive Love 3 (part 2)

26 Desember 2011   00:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kita2 hanya terkekeh, ngikut lelucon dari pak rus.

“eh ton, kalau dah dapet barang curiannya, kabar kabar ya!!”, canda pak rus, berempat gerrr smua.

Kulihat ekspresi wajah irma yang hanya senyum tipis, polos, denga wajah sedjuk, sumringah pula.

Rumahku hanya sekitar 2 km dari sekolahku dulu, dan rumah irma lebih dekat lagi, sejalan lah kalau pulang. Dulu saat pulang sekolah kami sering jalan bersama. Awalnya aku belum punya keberanian untuk deket irma. Hanya berani berjalan dibelakang irma dan teman temannya, chicken banget lah pokoknya. Mana irmanya jutek abis kalau di kelas. Tapi itu tak berlangsung lama. Kami mulai dekat dimulai ketika kami satu kelompok dalam tugas mata pelajaran PKK.  Mau tidak mau kami jadi dekat. Paling berkesan saat dapat tugas PKK dengan tema kerajinan tangan yang bisa dijual. Kelompok kita paling keren, paling bagus hasilnya, kata bu guru begitu.

Waktu itu Kita buat alat makan lengkap dari kayu sisa dan bathok kelapa. Piring kita buat dari kayu sisa mebel, kita bentuk lingkaran trus kita haluskan, mangkuknya dari batok kelapa, gelas kita buat dari bambu kuning, dan sumpit dari bambu tentunya. Karena kesulitan buat sendok garpu, kita buat sumpit aja. Dan yang terakir, kita buat nampan untuk meletakkan semua alat makan kita. Nampan kita buat dari kayu sisa, trus kita bentuk, seratnya kita perjelas. Yang bikin kita2 bangga adalah kerajinan kita masih tersimpan rapi, dipajang di almari piala di ruang kepala sekolah. Jadi satu dengan piala piala.

Karena kita yang rumahnya paling deket, maka kelompok kita seringnya ngumpul di rumahku atau di rumahnya irma. Dari seringnya bersama itulah aku jadi tidak canggung lagi deket ma irma. Cuek abis, bahkan aku sering kok makan siang dirumah nya irma. Masakanya ibunya irma te o pe be ge te, sedep banget, apalagi sayur beningnya, wuiiiihhh…seger, harum, hangat di tenggorokan, bikin ketagihan vokoknya. Itu dulu, sewaktu SMP. Setelah SMA aku semakin jarang main ke rumahnya, apalagi setelah masuk bangku kuliah. Aku kuliah di jogja, irma kuliah di solo. Awal awal kami kuliah aku masih sering ketemu irma, kadang di setasiun, kadang juga di kereta. Tapi beberapa tahun belakangan ini aku jarang ketemu dia, sibuk dengan kuliah masing2 mungkin.

(wooooiiiii……flashbacknya kepanjangan……)

***

Kebetulan malam ini malam minggu, jadi jalur pulang kita masih ramai banyak orang lalu lalang, apalagi di alun2 kota, jam 10 lebih masih banyak orang malem mingguan. tobe continues..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun