Mohon tunggu...
amien istiarto
amien istiarto Mohon Tunggu... -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Primitive Love 2

24 Desember 2011   02:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duduklah mereka, melihat bawah gunung, tampak warna coklat atap genteng rumah penduduk desa yang tampak kecil, jarang, diselingi pepohonan diantaranya, beberapa nyuir pohon kelapa melambai digoyang tiupan angin. Putihnya pasir pantai terselip diantara hijaunya kampung dan birunya laut. Riuh ombak putih cerah, bergerak menepi berganti tanpa henti, sesekali menghantam karang besar.

“benar bernar damai di tempat ini, hanya terdengan siulan burung dan dentuman ombak yang menggema ”  kata winda mengakhiri kesunyiaan karena nikmatnya indahnya alam.

“Soalnya ada aku sih….hehe..” Saut toni perlahan.

“Hyaaaaahhhh…pede banget” celetuk winda dengan nada sedikit menyindir, tanpa lupa menyuguhkan semnyum.

Berdua tersenyum, ceria, seolah hanya merekalah orang paling bahagia di alam ini.

Disandarkannya kepala winda di pangkuan toni, senyum bahagia ada diwajahnya, indahnya langit semakin mendamaikan hatinya. Sambil memejamkan mata, ditariknya napas dalam dalam beberapa kali, dirasakannya sejuknya udara tanpa polusi, menyegarkan paru parunya.

Winda merasakan tubuhnya ringan sekali, seperti terbang, melayang, mengambang dilangit. Namun sekonyong konyong  winda seperti dilemparkan ke darat dengan sanga cepat sekali, gubrakkkk….

“awww….” Rintih winda merasakan sakit.

terbukalah matanya….

“lho…kok…” kata winda kebingungan, sambil mencoba bangkit dari jatuhnya.

Dalam pengelihatanya adalah sebuah ruangan dengan bed tidur, sprei, almari, meja kecil disamping bed dengan lampu tidur dan….anto tentu saja,,,,,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun