Ini bukan terjadi pada Jaman Adam sebagai manusia pertama,yang seperti aku yakini dan juga kalian.Karena aku tak mau menempatkan kejadian ini pada zaman Adam ataupun juga setelahnya.Sungguh aku takkan mau menempatkan setting waktunya dijaman Adam.
Lantas apakah yang menyebabkan aku menolak waktu terjadinya pada jaman Adam.Karena kita sebagian manusia juga sudah meyakini tempat dan waktu hidupnya Adam dibumi ini.Bahkan sebagian kita meski agak sedikit berbeda sudah memastikan berapa puluh ribu tahun yang lalu lah Adam itu telah bermukim dibumi ini.
Meski aku setengah mengiyakan dan juga setengahnya ragu,tentang hitungan puluh ribu tahun yang lalu Adam telah bermukim dibumi ini.Tapi benar- benar tak meyakininya.Bukan-bukan jumlah angka yang aku permasalahkan.Bukan juga ketepatan angka itu yang aku ragukan.Aku pun juga menyadari seperti juga diriku.Kita sebenarnya hanya mengira-ngira saja kapan Adam itu mulai menghuni bumi.Tapi yang aku permasalahkan adalah kadar hari yang dilalui oleh Adam dan juga generasi pertama mereka.
Mungkin jika seandainya keakuratan puluh ribu tahun itu sudah diyakini dan disepakati kebenarannya.Tapi apakah kita pernah bertanya jika hitung puluh ribu tahun itu kita ubah jadi jam menit detik.Seperti satuan waktu yang kita pakai.Mungkin puluh ribu itu akan mengembang menjadi ratus ribu,atau bahkan juta ribu.
Ah mungkin itu terlalu diakuratkan saja,terlalu ditepat-tepatkan saja.Cuma hanya selisih waktu saja.Sedetik,dua detik,semenit.Itu tak perlu dipersoalkan .Ini penghitungan yang menggunakan tahun.Perhitungan waktu yang sudah teruji bebas banting dari jaman dulu sebelum ditemukannya detik,menit,jam.Bukankah hitungan tahun untuk menunjukkan waktu masih dipakai hingga jaman sekarang.
Tapi bukan itu yang kumaksud tentang pembengkakan hitungannya.Bukan itu.Pernah engkau mendengar sebuah riwayat tentang bentuk tubuh Adam diatas rata-rata pada kita.Lalu bagai mana dengan hari dijaman Adam.Adakah kita pernah curiga ,atau memang pernah bertanya-tanya bahwa durasi hari waktunya lebih lama dari durasi waktu kita sekarang.Satu hari jaman kita sekarang adalah dua puluh empat jam.Tapi bagai mana durasi waktu jaman Adam.Dua puluh empat jam juakah,atau kali dua,kali tiga,kali empat,atau kali seribu.Bukan kah itu sesuatu hal yang mungkin.Bisa saja bumi kita berputar lebih lambat dari sekarang.Atau memang bumi kita dulu lebih besar,area disatu titik dari matahari terbit hingga tenggelam lebih luas dan lebar.Dan sekarang bumi kita telah menyusut.
Tapi aku tak mau cerita ini bermula dari jaman Adam,karena aku mau permulaan ini dijaman yang tak dapat di telusuri jejaknya.Tak mau nantinya ada ahli yang mau menyusuri kebenarannya.Mungkin pada jaman yang sangat jauh rentangnya dengan jaman Adam.Mungkin jutaan tahun sebelum Adam hidup dibumi.Atau bahkan milyaran.Mungkin pada jaman dimana angin,suara,cahaya belum ada.Tapi aku juga tak mau jaman itu.Takkan ada sebiji mahluk pun dapat hidup tanpa angin,tanpa suara,tanpa cahaya.Terlalu jauh jaraknya.Aku ingin suatu jaman ada mahluk hidupnya.
Ya milyaran tahun sebelum Adam.Waktu itulah kejadiannya.Dimana kepak seekor kupu-kupu dengan sayapnya yang indah.Kepak sayap kupu-kupu milyaran tahun sebelum Adam takkan mungkin terekam jejaknya oleh ahli dan peneliti.
Ha ha ha seekor kupu-kupu,milyaran tahun yang lalu sebelum Adam.Mana ada milyaran tahun sebelum Adam hidup seekor kupu-kupu.Takkan terekam jejaknya oleh ahli.Karena menurut teori evolosi milyaran tahun sebelum Adam kupu-kupu itu belum ada.Masih berupa hewan purba.
Kalian mentertawakanku.Nih kubuat batu besar diatas gunung sana itu menggelinding.Entah itu karena sebuah getaran,entah itu karena angin,entah itu karena diterjang oleh mahluk besar bersayap.Kutimpakan batu besar itu tepat diatas kupu-kupu ketika ia hinggap disekuntum bunga indah.Langsung remuk redam tak berbentuk.Kering kerontang ditiup angin.Berpendar jadi debu.Mati tak berbekas jejaknya.Hilang terlupakan oleh kisah disejarah yang lebih besar.
Kenapa aku menyia-nyiakan kupu-kupu indah itu.Karena aku tak memerlukan kupu-kupu dalam kisahku.Yang kuperlukan adalah debu dari sayap kupu-kupu itu.Aku hanya memerlukan satu debu dari sayap kupu-kupu tadi saja.Hanya satu saja yang kuperlukan.Dan kutandai debu itu dengan cahaya tanpa ada orang yang tahu bahwa debu itu bercahaya.
Milyaran tahun sebelum Adam saudara.Debu dari sayap kupu-kupu yang kuberi tanda dengan cahaya.Terbang entah kemana.Siapa yang dapat memetakan keberadaanya,satu detik kemudian mungkin kita masih bisa,tapi dua detik.tiga detik.satu menit dan seterusnya.Siapakah yang dapat menjelaskan kemana ia pergi.Kemana ia terbang.
Milyaran tahun sebelum Adam diturunkan kebumi.Pernahkah anda berpikir bahwa debu yang kutandai dengan cahaya pernah menempel,masuk kedalam mata mahluk yang teramat sangat purba.Berdiri dipuncak gunung tertinggi.Mata pedih pandang mengabur.Kaki terantuk batu,terjungkal lalu rebah berguling-guling dari atas kebawah.Berhenti pada disebuah endapan pinggir sungai,yang kita katakan purba.Mati,tulang patah,kepala remuk.Jadi posil membatu.Mahluk purba sangat besar,mungkin diterkam oleh predator kata arkeolog ketika menemukannya di dalam sebuah batu.Tapi predator mana yang sanggup memecahkan kepala hewan purba yang besar itu.Tak ditemukan jejak posil predator yang pantas memangsa mahluk purba itu.Kami masih mencari jejaknya kata para arkeolog itu.
Milyaran tahun sebelum Adam menghuni bumi ini,siapa yang dapat menjelaskan rekam jejak debu yang kutandai dengan cahaya.Entah berapa lama ia mengambang diudara.Entah berapa lama ia terumbang ambing ditiup angin,menari-nari,terseret pusar angin.Keluar masuk dari satu napas hidup-kenapas kehidupan yang lain.Entah kemana dan dimana ia menjadi bagian suatu benda,mahluk hidup,hewan ataupun tumbuhan.Siapa yang dapat menuliskan rekam jejaknya.
Siapa yang tahu dan perduli.Debu yang kutandai dengan cahaya,pernah menjadi bagian tubuh hewan purba.Entah itu menjadi tanduk,kuku,kulit,mata,bakan keringat.Mungkin ia juga ia pernah jadi bagian tumbuhan,daun kulit, akar bahkan buah.Mungkin juga ia pernah jad bagian dari tumbuhan purba lalu mengendap memposil,entah oleh sebab apa lalu tertindih tertimbun jadi batu bara yang kita tambang sekarang ini.
Mungkin juga Ia pernah terperangkap dan mengendap disebuah lumpur.Mengeras menjadi sebongkah tanah liat yang gersang ,kering kerontang.Entah berapa lama ia menjadi bagian itu.Lalu ketika Tuhan berfirman akan menjadikan sesosok mahluk sebagai pemimpin dimuka bumi ini.Lalu para malaikat mengambil sebongkah tanah yang mungkin debu yang kutandai dengan cahaya terperangkap disana.
Entah juga berapa lama,kemungkinanan ia menjadi bagian tubuh Adam.Entah itu dimana.Dimata ,ditelinga,dikaki,mengalir dalam darah,entah dimana.Mungkin bagian dari kulit ari yang mengelupas jadi daki,luruh lepas bercampur keringat ketika Adam bercanda mengejar Hawa ditaman surga.
Semilyar tahun yang lalu,debu yang kutandai dengan cahaya itu terbang.Entah ia menjadi bagian apa.Tak ada yang tau.Tak ada yang perduli.Tak ada yang mau merekam jejaknya.Meski kemungkinan ia sudah berapakali berpuluh kali,berjuta kali turut bagian dalam sejarah bumi.
Pernahkah juga kita berpikir bahwa suatu ketika pada sebuah ceramah ilmiah.Ketika ia membacakan naskah kono.Debu itu jadi bagian lembar-lembarnya.Ketika dibuka debu itu masuk kematanya,kelilipan ,mengabur.Lalu terbacalah olehnya bumi bukan pusat tata surya.Muridnya mengamininya.Pengikutnya mengamininya lalu melakukan penelitian yang lebih mendalam.Sehingga ditetapkanlah teori bahwa matahari pusat tata surya.
Atau juga suatu ketika,debu itu terbang masuk kedalam hidung ilmuan,entah siapa.Mungkin Isaac Newton,atau pula Albert Enstien.Yang ketika debu yang kutandai dengan cahaya itu masuk kehidungnya.Lalu bersin,matanya jernih,pikirannya jernih.Lalu mengalirlah teori teori ilmiah yang merobah peradaban dunia.
Dan anda pun juga baru tersadar,mencari rekam jejak debu yang kutandai dengan cahaya.Milyaran tahun yang lalu,sebelum adam berpijak dibumi.Masih kah ia mengambang ,melayang dialam raya.Atau mungkin menjadi bagian dari entah apa.Terpendam dibawah batuan perut bumi sana.Kita hanya bisa menduga.Dimanakah ia.Atau diujung jemari anda.Atau menempel dilayar monitor anda.Jika anda menemukannya ,tandailah juga ia dengan cahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H