Opini Publik dan Rendahnya Literasi
Minat baca masyarakat Indonesia yang rendah sering dimanfaatkan oleh elit politik. UNESCO mencatat, hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca tinggi. Ini membuat masyarakat mudah dipengaruhi oleh berita palsu atau narasi negatif.
Bahkan, berdasarkan survei PISA tahun 2019, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara dalam hal minat baca. Rendahnya literasi ini memudahkan penyebaran hoax dan judul-judul berita yang menyesatkan.
Karena itu, peran media sangat penting dalam Pilkada 2024. Pers harus dilibatkan sejak awal kampanye hingga pengumuman pemenang, untuk memastikan informasi yang diterima masyarakat netral dan seimbang.
Jika opini publik gagal dikontrol, ketegangan sosial bisa terus berlanjut, bahkan setelah pemerintahan baru terbentuk. Ini tentu akan menghambat kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam lima tahun ke depan.
Sekali lagi, tulisan ini hanya sebuah opini pribadi. Ini berdasarkan apa yang saya lihat dilapangan terutama di tanah kelahiran Nias Selatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H