Mohon tunggu...
Tahdi Muhammad
Tahdi Muhammad Mohon Tunggu... Swasta -

sebagai buruh serabutan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan Kiai Kanjeng

8 Agustus 2017   22:42 Diperbarui: 8 Agustus 2017   22:52 8422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kelompok Musik Kiai Kanjeng

     Kiai Kanjeng

Gemelan Kiai Kanjeng adalah nama sebuah konsep nada pada alat musik tradisional gemelan yang diciptakan oleh Nevi Budiato. Dalam khasanah musik Jawa terutama pada gamelan lazimnya sistem tangga nada yang dipakai adalah laras pentatonis yang terbagi ke dalam dua jenis nada yakni pelog dan slendro, maka gamelan yang digubah oleh Novi ini tidak berada pada jalur salah satunya, alias bukan pelog bukan slendro (http://www.kiaikanjeng.com/about/, akses 12 Juli 2015).

Meskipun bila ditinjau dari segi bahan dan bentuknya gamelan KiaiKanjeng tetaplah sama dengan gamelan Jawa pada umumnya. Namun perbedaan nada tersebut terletak pada jumlah bilahannya serta kenyataan bahwa gamelan KiaiKanjeng tidak sepenuhnya merambah ke wilayah sekala diatonic (http://www.kiaikanjeng.com/about/, akses 12 Juli 2015).

     Sejarah Singkat Beridiri Kiai Kanjeng

Pada tahun 1993 Cak Nun bersama Teater Dinasti akan melaksanakan kegiatan monolog yang berjudul "Pak Kanjeng" atas usulan Totok Raharjo. Pementasan monolog Pak Kanjeng merupakan karakter yang diadabptasi berdasarkan kisah nyata, yaitu Pak Jenggot. Kemudian Cak Nun, Joko Kamto dan tim melakukan pertemuan serta dialog dengan Pak Jenggot bersama berberapa temannya. 

Hasil dari dialog itu adalah Pak Jenggot bersama beberapa orang yang sedang menghadapi kesulitan hidup, yaitu mempertahankan hak mereka atas penggusuran tempat tinggal untuk pembangunan sebuah waduk (Presentasi oleh Pak Joko Kamto, pemusik Kiai Kanjeng dalam dialog perjalanan Kiai Kanjeng, 11 Maret 2016).

Pada awalnya pementasan "Pak Kanjeng" akan dimainkan satu orang, namun pada akhirnya dimainkan oleh tiga orang, yaitu Joko Kamto, Nevi Budianto dan Butet Kartarajasa. Namun Pementasan "Pak Kanjeng" pada saati itu dilarang di beberapa kota, di antaranya Solo dan Surabaya.  (Presentasi oleh Pak Joko Kamto...,)

Kata "Kanjeng" pada saat itu sudah lahir, maka ketika Cak Nun bersama kelompok teater Dinasti mengusulkan ide musik tertentu kepada Nevi Budianto. Ketika Nevi Budianto bergaul dengan Cak Nun, dia merasakan Cak Nun mempunyai unsur-unsur arab. Maka peran Nevi Budianto pada saat itu adalah merangkai notasi tertentu, kemuudian dijadikan nama gamelan, lalu sekarang disebut gamelan Kiai Kanjeng (Presentasi oleh Pak Joko Kamto...,).

     Genre Musik Kiai Kanjeng

Kiai  Kanjeng adalah salah satu kelompok gamelan yang berperan penting dalam dakwah agama Islam. Apalagi di zaman sekarang kesenian adalah salah satu daya tarik yang cukup efektif dalam beberapa hal. Keterkaitan antara dakwah agama dan kesenian adalah sesuatu yang dekat atau dapat disebut dengan simbiosis-mutalisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun