Mohon tunggu...
Tafenpah
Tafenpah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Gerakan literasi dari perbatasan negeri

Apa pun boleh kamu ambil dari diriku. Tapi, kamu tak dapat mengambil pikiranku. Apalagi memenjarakannya - Tafenpah.com ~~www.tafenpah.com ~~Instagram @Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Terbagi antara Rumah dan Panti Jompo

3 November 2021   17:49 Diperbarui: 3 November 2021   18:27 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebingungan orantua tinggal di Panti Jompo. Nasional.Kompas.com

Siapa pun tak bisa memprediksikan masa depannya. Begitu pun, tiada seorang pun yang bisa mengetahui dengan jelas, kapan ia harus tinggal diam dan menghabiskan perjalanan hidupnya di dalam Panti Jompo -- Tafenpah.com

Menikmati kehangatan di tengah keluarga adalah kerinduan setiap orang. Namun, apa yang akan terjadi, jika kehangatan itu tetiba hilang, lenyap dari hadapan seseorang? Tentunya seseorang akan merasa dirinya tidak berguna lagi.

Perasaan itulah yang saya alami ketika tinggal bersama dengan orangtua di salah satu Panti Jompo yang berada di Bogor.

Memang, di dalam Panti Jompo, sarana dan prasarana sudah disediakan oleh pihak pengelola. Selain itu, orang tua bisa menikmati canda tawa bersama rekan lansia yang lainnya. Mulai dari menguji adrenalin bermain kartu, karaoke, senam pagi, meditasi, ibadah bersama sesuai kepercayaan masing-masing, serta mengunjungi antar penghuni adalah bagian dari kehidupan jompo.

Kreativitas Dari Panti Jompo

Kreativitas Lansia. Puskapik.com
Kreativitas Lansia. Puskapik.com

Barangkali pemikiran mereka yang belum pernah bersentuhan dengan kehidupan di Panti Jompo mengira bahwasannya kegiatan di Panti Jompo hanya berkisar di tempat tidur, ruang makan, dll.

Saya tegaskan bahwa anggapan itu tidak benar. Sebab, kreativitas yang paling menonjol saat saya berada bersama orang tua di panti Jompo adalah mereka bisa mengembangkan hobi mereka secara bebas.

Misalnya; di Panti jompo ada beberapa orang yang suka bermain keyboard, ada juga yang menjahit, menulis, membaca, dan berbagai kegiatan positif.

Rutinitas yang mereka lakukan memberikan kenyaman di tengah sesama lansia, dokter, maupun suster atau bruder penjaga mereka.

Hubungan timbal balik ini memberikan ikatan emosional yang semakin kuat, seiring berjalannya waktu. Akibatnya, setiap kali keluarga pasien keluarga bersama Oma atau Opanya, perawat pribadi pun selalu ikut.

Ya, meskipun itu adalah tanggung jawab perawat itu sendiri. Tapi, lebih jauhnya sistem embrio yang mereka jalin sudah semakin kuat.

Bahkan ketika pasien keluarga memindahan orang tuanya kembali ke rumah, mereka pasti membawa juga perawat. Walaupun secara medis mengatakan bahwa pasien tersebut sudah tidak memerlukan pendamping lagi.

Momen Terharu Ketika Lansia Mengisahkan Masa Lalunya

Siapa pun dari kita pasti memiliki masa lalu. Entah masa lalu itu baik atau kurang baik, itu adalah bagian dari cerita kita.

Sekitar bulan Desember 2019, pasien saya merindukan suasana Natal bersama keluarganya. Saya sudah menghubungi keluarga pasien jika memungkinkan datang dan membawa orang tua mereka.

Akan tetapi, terkait satu dan lain hal, keluarga pasien saya tidak bisa menjemput orang tua mereka. Tentunya saya merasa sedih. Karena pasien saya selalu menangis. Bahkan pada satu titik, ia mengutuki dirinya sendiri.

Ia merasa dirinya tak berharga. Karena keluarga, terutama anak-anaknya tak bisa mengabulkan permohonannya.

Lalu, pasien saya menangis histeris sembari bercerita kepada saya. "Dulu saya selalu memberikan apa pun yang mereka mau. Tapi, entah mengapa, di masa tua saya, apa yang saya butuhkan mereka tidak memenuhinya. Apakah saya hanyalah sampah dari kehidupan mereka?

Nada emosional ini sangat menyentuh. Saya tidak bisa berbuat banyak hal. Selain duduk diam dan mendengarkan keluh-kesah dari pasien saya yang masih berusia 60-an tahun.

Ya, itulah secuil sayatan hati dari saya selaku perawat lansia. Pengalaman ini pun juga pasti dirasakan oleh rekan perawat lansia lainnya.

Pepatah klasik mengatakan; "Uang bisa dicari. Tapi, kesempatan untuk mengasihi orangtua hanya sekali saja."

Karena ketika batas akhir perjalanan dari orang tua, penyesalan selalu datang dan menghantui hari-hari kita di usia muda. Untuk itu, orangtua adalah harta yang paling berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun