Mohon tunggu...
tadya anwar
tadya anwar Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Percaya diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar pada Era Digital

20 Januari 2023   11:22 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:37 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Istilah karakter berasal dari bahasa Latin yaitu CHARACTER yang artinya adalah watak dan sifat-sifat kejiwaan,kepribadian,budi pekerti, serta akhlak. Pembuatan karakter dalam diri seorang ini akan terjadi melalui proses pembelajaran dalam hidupnya. Maka dari itu karakter bukan bawaan dari lahir, tetapi akan terbentuk dari suatu proses pembelajaran.

Maka dari itu pembelajaran haruslah dimulai sejak usia dini, proses pembelajaran ini akan terbentuk karakter. Menurut W.B Saunders karakter merupakan suatu sifat nyata serta berbeda yang ditunjukan oleh seorang individu. Karakter yang muncul dari diri seorang individu ini dapat terlihat dari bagaimana tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bahasa Inggris pendidikan adalah EDUCATION jika dalam bahasa latin pendidikan disebut EDUCATUM yang berasal dari kata E dan Duco. E yaitu perkembangan dari luar dan dalam atau perkembangan yang terjadi yang tadinya sedikit menjadi lebih banyak. Sedangkan.l, Duco dapat diartikan sedang berkembang. Berarti dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah perkembangan kemampuan diri. 

Ki Hajar Dewantara yang sering dijuluki dengan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia mengatakan bahwa pendidikan ialah menuntun segala sesuatu yang terdapat dalam diri seorang anak atau para peserta didik sepanjang hidupnya agar mencapai tujuan yang lebih baik.

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter yang ada pada peserta didik sehingga anak mempunyai karakter-karakter yang berbeda-beda pada dirinya. Pendidikan karakter mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. Pengembangan potensi para peserta didik agar mempunyai perilaku pribadi yang baik.

2. Perbaikan perilaku peserta didik dimana memperkuat Pendidikan Nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi siswa yang bermartabat.

3. Penyaring, memilih nilai karakter yang baik dan memilih nilai karakter yang bermartabat.

Penanaman pendidikan karakter disekolah dasar untuk peserta didik ini sangatlah penting sehingga pemerintah mencantumkan pendidikan karakter pada kurikulum 2013 yang berlaku di Indonesia. Dimana, pemerintah memasukkan pendidikan karakter ini sebagai indikator proses pembelajaran menuju tujuan yang akan dicapai. 

Dapat dilihat beberapa indikator yang ada di kurikulum 2013 yaitu  untuk mengembangkan sikap yang meliputi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, tanggung jawab dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kurikulum 2013 ini juga mencakup keterampilan peserta didik, dimana peserta didik harus ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Melalui pembelajaran tersebut peran pendidik pun aktif, yaitu pendidik dapat melatih secara perlahan dalam mengelola sikap, akhlak serta iman yang baik. 

Para pendidik juga harus bersikap objektif dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekolah dengan begitu peserta didik akan meniru atau mencontoh apa yang dilakukan peserta pendidik di sekolah. 

Contohnya seperti para pendidik di sekolah membuang sampah pada tempatnya, maka para peserta didik pun akan meniru atau mencontoh perilaku yang baik tersebut. Begitu pun sebaliknya jika pendidik melakukan hal negatif di sekolah, maka peserta didik akan menirunya. Sikap para pendidik adalah sebagai acuan bagi peserta didik karena para pendidik adalah orang tua kedua di sekolah.

PENDIDIKAN KARAKTER PADA ERA DIGITAL 

Orang tua dan pendidik adalah pengawas karakter anak di rumah dan di sekolah. Sebaiknya harus menjadi panutan yang baik agar anak atau peserta didik mempunyai kepribadian karakter yang baik. Apalagi di era sekarang yang serba digital dimana di era sekarang ini sangat mudah untuk mencari informasi dan menggali pengetahuan yang baru. Tugas kita menjadi seorang pendidik maupun orang tua yaitu mengawasi anak di era digital ini. Dimana usia di sekolah dasar masih rentan dan harus dipantau lebih. 

Di era sekarang yang serba digital semua memiliki dampak positif dan negatif. Dikhawatirkan peserta didik terkena dampak negatif dari teknologi digital ini. Adapun dampak positif dari teknologi digital ini yaitu :

1. Timbulnya inovasi atau wawasan pengetahuan yang baru terdapat di teknologi digital tersebut. Di dalam teknologi digital tersebut anak bisa mengetahui informasi dan wawasan yang sangat luas dan dari teknologi digital ini peserta didik mampu menemukan keterampilan dan kreatifitas yang baru sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang aktif.

2. Peserta didik akan lebih cepat tanggap dan tidak merasa bosan, contohnya jika anak yang biasanya menghafal Al-Qur'an atau doa-doa yang lainnya dari buku. Pada saat teknologi digital ini muncul maka anak akan menonton video doa-doa atau mengaji melalui gudget di youtube dan jika anak sering melihatnya maka anak tersebut terbiasa aman hafal sendirinya. Apalagi jika di rumahnya terdapat wifi itu akan lebih mudah untuk anak menggunakan teknologi digital tersebut. 

Dari dampak positif ini, teknologi digital juga memiliki dampak negatif yaitu :

1.  Kesehatan anak akan terganggu, maksudnya adalah semakin sering anak menonton video yang ada di gudget atau sering memainkan gudget tersebut itu akan merusak mata si anak dan adanya kecanduan bermain gudget maka si anak akan lupa makan karena keasikan ia tidak merasa lapar sehingga anak pun jatuh sakit.

2. Kurangnya literasi dengan buku, dengan adanya teknologi digital ini anak akan kurang berliterasi dengan buku.

3. Belum bisa membedakan mana beritak hoak,dan mana yang benar, peserta didik yang belum mengerti konten video yang seperti apa seharusnya dia tonton, apalagi pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar,usia segitu masih sangat rentan . Dikhawatirkan peserta didik menemukan video yang seharusnya bukan dia lihat seperti pornografi dan lainnya.

Adapun cara mengatasi dampak buruk dari adanya teknologi digital ini yaitu :

1. Adanya pengawasan dari orang tua agar si anak tidak kecanduan dalam bermain gudget. Sebenarnya diperbolehkan anak untuk bermain gudget karena akan menambah wawasan yang sangat luas, namun alangkah baiknya anak dibatasi dengan memberi waktu bermain gudget nya sekitar 15-20 menit setelah itu gudget akan di kembalikan kepada orang tua 

2. Memberi asupan makanan yang sehat, seperti membuatkan menu makanan sayuran wortel untuk mencegah mata minus, minum air putih yang cukup, makan buah yang banyak vitamin, dan istirahat yang cukup.

3. Sebagai pendidik juga harus membuat peserta didik tidak kecanduan gudget,misalnya di kelas di jam pelajaran kosong di isi untuk berliterasi dengan buku yang ada di perpustakaan.

                          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun