Setelah menempuh 30 menit perjalanan dengan bus, akhirnya kami pun sampai di start pendakian. Saya melihat jam sejenak, jam 6 lewat 10 menit. Langit masih biru kehitam-hitaman dan matahari belum tampak di ufuk timur. Setelah mengecek persiapan, kami memulai perjalanan. Di awal perjalanan ada tunnel pendek yang harus kita lalui.
Â
Dari sana kita menelusuri trek berbentuk rel kereta yang katanya dulunya digunakan untuk mengangkut kayu-kayu hasil hutan.
Â
Â
Â
Ternyata di tengah perjalanan pun sudah lumayan banyak bisa kita temui pohon- pohon besar yang usianya ribuan tahun.
 Pohon yang katanya sudah berumur 1000 tahun.
Banyak juga kita lalui jembatan yang dari sana kita bisa liat pemandangan sungai berbatu- batu besar dengan airnya yang masih sangat jernih.
Â
Â
Â
2 jam berjalan diatas rel yang relatif datar, inilah saatnya ke pendakian sebenarnya.
Â
Â
Biasanya cuaca hujan, tapi untungnya hari itu cerah. Cuma karena hari sebelumnya turun salju, jalan agak licin karena masih ada kristal- kristal es di sepanjang trek.
Sekitar satu jam kemudian, kami sampai di sebuah gua kecil dengan tempat peristirahatan di sampingnya. Di gua sana terdapat lubang diatapnya, kita bisa melihat kalau lubang itu berbentuk hati jika bisa mendapatkan sudut pandang yang pas. Untung saya lagi galau, jadi saya bisa cepat menemukan bentuk hati itu! *silakan kalau mau muntah XD
Â
Â
Â
Kami pun melanjutkan perjalanan, dan yuck….jalanan bersalju makin banyak dan saljunya pun semakin tebal. Tidak sedikit dari kami yang terpeleset gara- gara salju ini.
Â
Â
Setelah mendaki hampir 5 jam, jreng..jreng..jreng... Joumonsugi mulai terlihat! Walaupun pohonnya gedee sekali, tapi sayangnya tidak diperbolehkan mendekat. Jujur agak kecewa, soalnya hanya dengan foto dari jauh, ukuran sebenarnya pohon tersebut kurang bisa tersampaikan.
 Joumonsugi. Sebenarnya pohonya besar sekali. tapi agak susah menyampaikannya lewat foto ini :( Foto bersama di tempat observasi joumonsugi