Lalu bagaimana dengan cerita yang beredar hari ini dan bahkan menjadi viral? Ternyata, berseliwerannya berita dan foto tersebut adalah dokumentasi lama, sebagaimana diberitakan di beberapa media. Serambinews.com edisi hari ini 15 September 2023 memberitakan bahwa Beredar foto sejumlah remaja yang tergabung dalam geng motor yang ditangkap polisi lantaran membawa senjata tajam.
Foto itu sendiri merupakan  hasil pengembangan terhadap  8 kelompok yang terdata yang sebelumnya diamankan oleh Polsek Baitussalam pada Agustus 2023 lalu.  Dokumentasi Kapolsek Baitussalam yang telah diekspos oleh awak media pada tanggal 4 dan 15 Agustus 2023, telah tersebar kembali melalui WAG di kalangan warga, dan ini menjadikan warga resah, seakan – akan kejadian baru terjadi.
Jadi begitulah cerita yang meresahkan itu. Namun, terlepas dari waktu kejadian dan viralnya berita mengenai geng motor yang di dalam komunitas tersebut ikut serta para pelajar, selayaknya hal ini disikapi dengan bijak oleh semua unsur masyarakat. Â
Semua pihak harus peduli, harus bersikap dan berupaya untuk menghentikan aksi-aksi  premanisme atau geng di kalangan masyarakat secara umum dan di kalangan siswa atau pelajar khususnya.  Semua pihak harus turun tangan, terutama pihak orang tua yang selama ini telah memfasilitasi anak-anak mereka dengan kenderaan, seperti halnya motor untuk siap dan siaga mengontrol anak agar tidak ikut dalam komplotan geng motor yang akan mengantarkan mereka pada aksi-aksi yang lebih berat dan bejat. Sebab bila hal ini dibiarkan, akan membuat masyarakat resah dsn juga merusak masa depan mereka sebagai pelajar akibat berurusan dengan hukum.
Pihak sekolah, sebagai lembaga yang mendidik  mereka, secara berkelanjutan membangun kesadaran siswa  untuk menggunakan kenderaan bermotor secara bijak, tidak menjerumuskan diri mereka ke dalam aksi yang meresahkan masyarakat.
Tentu saja pihak, kepolisian yang memiliki otoritas  mengabdi menjaga keamanan, termasuk mengatur penggunaan kenderaan di jalan raya, harus pula secara tegas melakukan penertiban terhadap anak-anak bawah umur menggunakan kenderaan bermotor.  Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak pelajar yang menggunakan motor tidak memiliki kelengakapan surat, termasuk SIM. Oleh sebab itu, perlu diperbanyak kegiatan sosialisasi dan upaya membangun kesadaran para pelajar untuk selalu patuh pada aturan lalu lintas serta dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, dalam konteks Aceh yang bersyariah, cara-cara  aksi geng motor harus tidak selayaknya terjadi.  Maka diperlukan kerjasama yang sinergis setiap elemen masyarakat, sekolah, kepolisian dan pihak-pihak lain untuk melakukan antisipasi terhadap tumbuh dan menjamurnya aksi-aksi geng motor, baik yang menggunakan senjata tajam, maupun yang tidak.Â
Dengan cara ini, aksi-aksi geng motor harus dikontrol dan dilarang dengan tegas. Kemudian, dengan viralnya berita geng motor yang bersenjata tajam dan melibatkan pelajar tersebut, diharapkan dapat membuka mata semua pihak dan membangun kesadaran semua, bahwa bila geng motor dibiarkan membiak, akan membuat kondisi daerah menjadi rawan dan menakutkan. Â Bahaya bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H