Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Viralnya Berita Geng Motor Bersenjata Tajam, Berstatus Pelajar

15 September 2023   23:30 Diperbarui: 16 September 2023   00:01 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis


Para pembaca yang baik, bila anda  sebagai orang luar Aceh (outsiders), sudah pernahkah anda ke Aceh atau pernah tinggal di Aceh?  Bila anda sudah pernah ke Aceh dan menetap di Aceh, apa yang anda rasakan dengan kehidupan di Aceh? Dalam konteks keamanan dan kenyamanan, apakah anda merasa hidup di Aceh itu aman dan nyaman?  Aman dan nyaman yang dimaksud adalah aman dan nyaman dari rasa takut akibat banyaknya tindak kriminal.Menurut anda, selama anda tinggal di Aceh seberapa sering anda mengalami tindak kriminal oleh orang-orang yang bekerja sebagai perampok, maling dan sebagainya?

Saya, yakin siapa pun yang datang ke Aceh akan menemukan fakta bahwa kondisi Aceh sangat aman berada di Aceh, terutama di kota Banda Aceh. Siapa pun anda, termasuk saya, merasa aman karena  ketika malam hari dan apalagi di siang hari, tidak pernah  merasa was-was, khawatir atau malah merasa takut dicopet, apalagi dirampok dan dibegal seperti di daerah -daerah lain di tanah air. Pokoknya selama ini, Alhamdulilah Aceh sangat aman. Kecuali di masa konflik Aceh. Anda tidak percaya? Silakan ke Aceh. Anda bebas dari rasa takut, termasuk takut hantu. Begitulah, tidak ada yang mengusik anda, kecuali anda sendiri yang mengusiknya.

Kabar Resah

Entah dari mana pula kabar awal beredar. Sejak pagi, saya membaca pesan  yang berbau meresahkan di beberapa grup WhatsApp. Ya, di beberapa grup WA yang saya ikuti, ada pesan beredar. Pesan tersebut mengingatkan  agar masyarakat kota Banda Aceh dan Aceh Besar berhati-hati karena sekarang sudah ada geng motor yang meresahkan masyarakat. Seperti apa gerangan pesan itu. Berikut adalah lengkapnya isi pesan itu.

Assalamualaikum.
Ijin sekadar menyampaikan informasi, untuk situasi keamanan wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, sudah mulai masuk geng motor di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, untuk titik kumpul mereka (geng motor) :
1. Jembatan Pango
2.Simpang Mesra
3.Kuburan masal Siron
4.Monumen tsunami Kompi B (loknga)

Untuk rekan rekan agar berhati hati  dan waspada apabila keluar malam hari. Sistem kerja mereka kumpul di titik titik tersebut, nanti setelah itu mereka akan keliling untuk melakukan aksi.

Begitulah pesan yang beredar hari ini yang banyak dilanjutkan atau didorward orang di WhatsApp. Namun bukan saja pesan itu yang beredar, ada beberapa foto terkait keberadaan geng motor tersebut.

Nah, sebagai bagian dari masyarakat yang cerdas menyerap informasi yang beredar tersebut, saya dengan rasa ingin tahu (curiosity) berusaha mencari tahu lebih tentang isu yang beredar. Saya bertanya kepada beberapa teman tentang cerita atau berita itu. Apalagi pesan itu merupakan pesan yang diforward, kita tidak tahu siapa yang pertama mengirimkan pesan itu.

Saya mencoba searching di internet, di Google mencari berita media yang memberitakan itu. Seorang teman mengirimkan satu link berita tentang geng motor yang katanya adalah kumpulan para pelajar itu. Saya tertarik untuk mengetahui dan mencoba menganalisis, karena menurut berita ada pelajar yang terlibat. Ini menjadi concern saya sebagai mantan guru dan juga pemerhati pendidikan. Apa yang saya temukan bahwa berita mengenai  geng motor dari kalangan pelajar itu pernah menjadi berita pada bulan Agustus 2023.

Dalam berita di Serambinews.com  4 Agustus 2023 memberitakan bahwa  “Tiga pelajar yang diamankan oleh Tim Rimeung Satreskrim Polresta Banda Aceh itu bukan pelaku pembegalan, namun mereka hendak tawuran dengan kelompok lainnya yang ada di Banda Aceh, dan saat itu petugas turut mengamankan barang bukti senjata tajam (sajam) berupa celurit dari tangan pelaku,” kata KBP Fahmi.

Lalu bagaimana dengan cerita yang beredar hari ini dan bahkan menjadi viral? Ternyata, berseliwerannya berita dan foto tersebut adalah dokumentasi lama, sebagaimana diberitakan di beberapa media. Serambinews.com edisi hari ini 15 September 2023 memberitakan bahwa Beredar foto sejumlah remaja yang tergabung dalam geng motor yang ditangkap polisi lantaran membawa senjata tajam.

Foto itu sendiri merupakan  hasil pengembangan terhadap  8 kelompok yang terdata yang sebelumnya diamankan oleh Polsek Baitussalam pada Agustus 2023 lalu.  Dokumentasi Kapolsek Baitussalam yang telah diekspos oleh awak media pada tanggal 4 dan 15 Agustus 2023, telah tersebar kembali melalui WAG di kalangan warga, dan ini menjadikan warga resah, seakan – akan kejadian baru terjadi.

Jadi begitulah cerita yang meresahkan itu. Namun, terlepas dari waktu kejadian dan viralnya berita mengenai geng motor yang di dalam komunitas tersebut ikut serta para pelajar, selayaknya hal ini disikapi dengan bijak oleh semua unsur masyarakat.  

Semua pihak harus peduli, harus bersikap dan berupaya untuk menghentikan aksi-aksi  premanisme atau geng di kalangan masyarakat secara umum dan di kalangan siswa atau pelajar khususnya.  Semua pihak harus turun tangan, terutama pihak orang tua yang selama ini telah memfasilitasi anak-anak mereka dengan kenderaan, seperti halnya motor untuk siap dan siaga mengontrol anak agar tidak ikut dalam komplotan geng motor yang akan mengantarkan mereka pada aksi-aksi yang lebih berat dan bejat. Sebab bila hal ini dibiarkan, akan membuat masyarakat resah dsn juga merusak masa depan mereka sebagai pelajar akibat berurusan dengan hukum.

Pihak sekolah, sebagai lembaga yang mendidik  mereka, secara berkelanjutan membangun kesadaran siswa  untuk menggunakan kenderaan bermotor secara bijak, tidak menjerumuskan diri mereka ke dalam aksi yang meresahkan masyarakat.

Tentu saja pihak, kepolisian yang memiliki otoritas  mengabdi menjaga keamanan, termasuk mengatur penggunaan kenderaan di jalan raya, harus pula secara tegas melakukan penertiban terhadap anak-anak bawah umur menggunakan kenderaan bermotor.  Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak pelajar yang menggunakan motor tidak memiliki kelengakapan surat, termasuk SIM. Oleh sebab itu, perlu diperbanyak kegiatan sosialisasi dan upaya membangun kesadaran para pelajar untuk selalu patuh pada aturan lalu lintas serta dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, dalam konteks Aceh yang bersyariah, cara-cara  aksi geng motor harus tidak selayaknya terjadi.  Maka diperlukan kerjasama yang sinergis setiap elemen masyarakat, sekolah, kepolisian dan pihak-pihak lain untuk melakukan antisipasi terhadap tumbuh dan menjamurnya aksi-aksi geng motor, baik yang menggunakan senjata tajam, maupun yang tidak. 

Dengan cara ini, aksi-aksi geng motor harus dikontrol dan dilarang dengan tegas. Kemudian, dengan viralnya berita geng motor yang bersenjata tajam dan melibatkan pelajar tersebut, diharapkan dapat membuka mata semua pihak dan membangun kesadaran semua, bahwa bila geng motor dibiarkan membiak, akan membuat kondisi daerah menjadi rawan dan menakutkan.  Bahaya bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun