Apalagi pada dasarnya semua bisa menulis dan semua bisa ditulis. Hanya saja, tidak semua orang tertarik dan mau melakulan aktivitas menulis, karena berbagai alasan yang mendorong kepada malasnya melakukan aktivitas menulis tersebut.
Nah, hilangnya produktivitas seseorang dalam melahirkan tulisan-tulisan yang bernas dan menarik, tidak selamanya disebabkan oleh faktor usia seperti yang sering kita dengar di kalangan orang tua, karena banyak juga orang yang sudah sangat tua, tetapi tetap peoduktif menulis.Â
Kita bisa telusuri dalam rumah Kompasiana juga. Di Kompasiana sendiri bisa jadi ada sejumlah penulis yang usianya lebih 60 tahun, tapi tetap produktif menulis karena mereka merawat produktivitas menulis.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara merawat produkvitas menulis tersebut? Tentu saja banyak cara merawat produktivitas menulis tersebut. Seperti pameo masa lalu, banyak jalan ke Mekkah. Jadi ada banyak jalan untuk merawat produktivitas menulis tersebut. Bila penyebab hilangnya produktivitas menulis adalah karena semakin jarang atau kurang membaca, maka agar bisa menulis, rajinlah membaca.Â
Rajinlah mengamati fenomena dan realitas sosial, sering ikut diskusi, webinar dan tentu saja tetap menulis. Bukanlah pepatah lama mengajarkan kita bahwa lancar kaji, karena diulang, pasal jalan karena dilalui.
Jadi agar tetap produktif menulis, selayaknya kita rajin mengamati, rajin membaca, rajin berdiskusi dak selalu menulis walau satu atau dua paragraf sehari. Dengan demikian, kita mampu menjaga dan merawat produktivitas menulis. Bagaimana pendapat anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H