Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mencari Alternatif Pengganti Kantung Plastik

23 Desember 2021   21:00 Diperbarui: 24 Desember 2021   00:52 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Kabar24 Bisnis.com

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Keindahan dan Kebersihan Kota (DLHK3) Banda Aceh Hamdani Basyah, SH mengatakan, kebijakan pembatasan kantong plastik di supermarket, swalayan dan mal diluncurkan pada 5 Juni 2021 tepat di Hari Lingkungan Hidup sedunia.

Langkah serupa juga mungkin sudah dilakukan di Provinsi atau kota-kota lain di Indonesia. Kebijakan ini adalah kebijakan yang baik bagi penyelamatan lingkungan hidup yang bukan hanya di kawasan kota, tetapi juga di desa-desa yang selama ini sudah tidak bisa berbelanja tanpa kantong plastik. 

Pembatasan penggunaan kantong plastik memang sudah seharusnya dilakukan, bukan hanya karena adanya larangan yang diterapkan saat berbelanja di mal, swalayan dan ritel-ritel di kota-kota besar, tetapi harus dilakukan mengingat persoalan sampah sudah menjadi masalah yang mencemaskan dan sulit dipecahkan. Jumlah sampah plastik yang diproduksi  dan digunakan setiap orang per harinya semakin banyak dan beragam. 

Dok.Kabar24 Bisnis.com
Dok.Kabar24 Bisnis.com

Liputan 6.com edisi 9 November 2021 memaparkan  bahwa menurut  data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 memperkirakan sekitar 0,26 juta-0,59 juta ton plastik ini mengalir ke laut. Indonesia pun dinobatkan sebagai negara penghasil sampah plastik laut terbesar ke dua di dunia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jambeck pada tahun 2018.

Idealnya, pembatasan penggunaan kantong plastik tidak hanya dilakukan di kota-kota besar, di mal-mal dan swalayan, tetapi juga masuk ke daerah luar kota, hingga ke pelosok desa yang jumlah toko kelontong, toko sayuran dan lainnya hingga kios-kios kecil. 

Dikatakan demikian, karena masalah sampah dan sampah plastik adalah masalah publik, masalah bersama yang harus dipecahkan atau dicari solusinya secara bersama dan secara partisipatif. 

Setuju atau tidak, masalah sampah merupakan masalah yang terus menggunung, secara fisik dan nirfisik. Sejalan dengan semakin bertambahnya penduduk, bertambah mengkristalnya budaya instan di tengah kehidupan kita, sampah akan menjadi terus menjadi masalah yang akan semakin sulit diurai, apabila tidak ada keinginan dan upaya serius untuk mengelolanya. 

Sampah, apalagi sampah plastik bila tidak dikelola dengan baik, bukan saja akan merusak pemandangan, kesehatan, tetapi dari segala aspek akan berdampak negatif, yakni merusak lingkungan dan mengancam kehidupan manusia dan makhluk lainnya di alam. 

Sudah banyak fakta buruk yang diakibatkan oleh sampah-sampah beracun dan berbahaya yang menyebabkan petaka, bukan saja bagi manusia, tetapi juga makhluk di Samudra. Kita pasti kaget ketika tahu bahwa 90% dari burung laut terdapat plastik di perutnya. Diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah menjadi 99% pada tahun 2050. Sangat mencemaskan bukan?

Tentulah sangat menggalaukan kita. Maka, langkah pemerintah yang melarang penggunaan kantong plastik yang diterapkan di mal, swalayan dan ritel, sepatutnya mendapat dukungan dari semua elemen bangsa. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan, karena kebijakan ini tidak juga bisa berjalan apabila masyarakat tidak mau mengubah kebiasaan dan perilaku yang telah terlanjur aman dengan penggunaan plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun