Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjarah dalam Musibah

15 Desember 2021   21:25 Diperbarui: 15 Desember 2021   21:33 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara Kompas.com,  Rabu 15 Desember 2021 menulis bahwa dampak kerusakan akibat gempa bumi bermagnitudo 7.4 di wilayah Flores,NTT dilaporkan tersu bertambah. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan setidaknya 346 rumah rusak hingga Selasa,  14/12/21 pukul 22.15 WIB. Selain itu 3 unit gedung sekolah, 2 tempat ibadah, 1 rumah jabatan  kepala desa dan 1 pelabuhan rakyat terdampak gempa. Sementara korban luka dilaporkan sebanyak 7 orang. Ratusan warga mengungsi.

Selayaknya kita, masyarakat Indonesia ikut berduka dan prihatin serta berempati terhadap masyarakat korban dan terdampak bencana di dua wilayah, dan bencana berbeda di Jawa Timur dan di Flores, NTT. 

Sepatutnya juga, kita tidak hanya menyaksikan penderitaan saudara-saudara kita yang ditimpa musibah erupsi gunung Semeru dan musibah gempa M.7,4 di Flores.  

Tentu, dalam kondisi pandemi ini, di mana masyarakat kita di Indonesia sedang dalam kesulitan menghadapi dampak buruk pandemi yang telah mengubah segala sendiri kehidupan, bantuan-bantuan yang bakal sampai ke tangan masyarakat yang korban atau terdampak bencana, sepertihalnya bantuan yang mengalir ke Aceh yang disapu bencana gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 lalu. Jadi kondisinya akan sangat berbeda. Oleh sebab itu, idealnya mereka bisa dibantu secara optimal.

Sayangnya, sejak kemarin pagi, Minggu 12 Desember 2021, nurani kita terusik kala menyaksikan berita tentang kasus penjarahan terhadap korban terdampak bencana Semeru di Lumajang. 

Betapa sedihnya hati ketika ada berita yang sangat diharapkan terjadi. Kita pasti akan berkata, wah! tega sekali mereka. Orang-orang kehilangan nurani telah semakin hilang naluri kemanusiaan mereka, hilang nurani hingga menjarah harta benda orang-orang yang sedang mengalami musibah. 

Wajar kalau kita betanya, tidakkah mereka memiliki hati nurani?  Padahal, sebagaimana kita ketahui orang pasti akan merasa sedih melihat atau menyaksikan suatu daerah atau wilayah dilanda bencana alam, sepert banjir atau bencana lainnya. Bukan hanya atau sekadar sedih, tetapi tergerak hati untuk membantu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kasus penjarahan harta benda masyarakat korban dan terdampak bencana erupsi Semeru sangat kita sesalkan dan sangat memalukan. Kasus-kasus buruk seperti ini tidak boleh terjadi, apalagi di tengah masyarakat Indonesia yang toleran, suka membantu dan suka bergotong royong menolong orang-orang yang dihempas atau dilanda musibah. 

Namun, bila kita menyimak dan mengikuti dengan cermat ke daerah-daerah yang pernah atau sering dilanda bencana seperti ini, ada saja orang-orang yang tega, kehilangan nurani melakukan penjarahan terhadap barang-barang, harta benda warga atau masyarakat korban dan terdampak bencana. Maka, melihat kasus di Lumajang ini, mengingatkan penulis pada saat bencana tsunami di Aceh.

Ya, hal serupa sering terjadi di berbagai daerah bencana. Di Aceh, Provinsi yang sering dilanda bencana, termasuk bencana alam, juga mengalami hal yang sama seperti di Lumajang. Bahkan bisa lebih ekstrim lagi dalam bencana gempa dan tsunami yang begitu dahsyat pada 26 Desember 2004 lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun