Oleh Tabrani Yunis
Duh Jakarta
banjir datang lagi bertandang, menendang-nendang sudut kota, menghanyutkan harta benda
Jakarta mewarnai layar kaya
Ibu  pun meronta - rontaÂ
menjadi buah mulut warga kota dan pelosok desa
banjir datang bertandang tiba-tiba
membawa luka lama
semua angkat bicara
tak ada yang mau mengakui dosa
banjir mengalir deras karena penguasa yang alfaÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!