Tentu saja salah satu jawabannya adalah ketika penulis bandingkan usia penulis, Pak Tjip berusia cukup jauh. Ya, bila beliau lahir tahun 1943, ia lebih tua dari usia kemerdekaan negeri ini yang sudah 74 tahun dan pak Tjip kini sudah 77 tahun. Usia yang sudah sangat senior bukan? Hebatnya beliau adalah hingga di usia setua ini masih sangat produktif menulis dan mengalahkan orang-orang muda dan yang lebih muda, termasuk penulis sendiri yang dua tahun lagi akan pension.Â
Barangkali, ada baiknya para pensiunan  atau yang kini memasuki masa pension yang memiliki kemauan dan kemampuan menulis, bisa menjadikan sosok Pak Tjip ini sebagai sumber inspirasi. Sebaiknya belajar bagaimana Pak Tjip, begitu mungkin sebutannya, bisa begitu produktif di usia senjanya. Siapa tahu, bisa memantik kemauan untuk menulis seperti Pak Tjip.
Hebatnya Pak Tjip yang sangat produktif di usia tua tersebut, semakin bertambah hebat, karena Pak Tjip tidak hanya mengorbitkan diri lewat ribuan tulisannya di Kompasiana, tetapi juga dihebatkan oleh sang Isteri yang juga sangat produktif menulis di usia senja. Para warga Kompasianer sangat banyak mengulas tentang bu Roselina Effendi.Â
Ternyata mereka memang keluarga hebat yang memiliki dedikasi tinggi dalam berbagi ilmu dan ketrampilan kepada masyarakat lewat tulisan di Kompasiana khususnya.Â
Jadi, sebenarnya apa pun kita bisa lakukan di masa pension. Apalagi aktivitas menulis yang tidak membutuhkan modal, seperti membuka usaha dagang. Bisa dimana saja dan kapan saja. Yang penting mau, pasti bisa. Pak Tjip dan Bu Roseline sudah membuktikan, bukan hanya di Kompasiana, tetapi juga bisa kita baca buku-buku Pak Tjip yang begitu banyak. Tidakkah kita salut?
Oleh sebab itu, sebaiknya para pensiunan mau menulis, menuangkan dan mengekspresikan ide-ide menarik, menceritakan tentang pengelaman mengelola sesuatu, atau memproduksi suatu produk dan lain-lain. Sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya para pensiunan tersebut memiliki kapasitas dan cerita untuk ditulis.Â
Maka, jangan tunggu batang usia terus bertambah, tetapi karya tidak bertambah dan cenderung mandeg dan bahkan hilnag sejalan dengan perjalanan usia. Padahal, di usia senja kita pun sebenarnya bisa tetap produktif, termasuk menulis. Ingatlah bahwa menulis itu menyenangkan. Ya, banyak untungnya.Â
Ya, mari kita wujudkan impian menulis di hari tua. Apalagi dalam konteks motivasi, usia tua bukan alasan untuk tidak menulis. Semakin tua, sesungguhnya semakin banyak ilmu, pengetahuan, ketrampilan serta perilaku baik atau lesson learnt  yang diberikan oleh para pensiunan kepada generasi muda yang juga suatu saat akan menjadi pensiunan.Â
Dengan mau menulis, tulisan-tulisan para pensiunan bisa mencerahkan dan menambah pengetahuan, ketrampilan, pengalaman serta penerapan sikap yang baik kepada generasi muda. Mari kita mulai menulis sejak sekarang. Siap?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H