Oleh Tabrani YunisPada tulisan sebelumnya, yakni " Berbagi Ilmu di Masa Pensiun",  seorang pensiunan yang ingin memanfaatkan masa pensiunnya lebih bermakna, bisa melakukan  kegiatan berbagi. Â
Tentu saja maksudnya berbagi ilmu, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman serta sikap dan perilaku baik lewat banyak cara. Karena pasti banyak orang, terutama kalangan orang muda yang membutuhkannya. Kegiatan berbagi tersebut bisa dilakukan lewat kegiatan diskusi, juga lewat kegiatan pelatihan dan kegiatan tatap muka lainnya untuk meningkatkan kualitas generasi bangsa, secara sukarela.Â
Sangat banyak  cara untuk membantu, juga banyak sekali ilmu pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan dan perilaku yang baik yang bisa kita lakukan sebagai seorang pensiunan.Â
Dalam tulisan ini, penulis ingin memberikan ide atau gagasan kepada para pensiunan untuk berbagi kepada masyarakat secara umum dan generasi muda pada khususnya. Salah satu kegiatan yang sangat menarik dilakukan oleh para pensiunan adalah kegiatan menulis. Dalam hal ini, para pensiunan bisa melakukan aktivitas menulis artikel-artikel yang bisa didistribusikan lewat berbagai media yang banyak tersedia saat ini.Â
Nah, yang sedikit merepotkan adalah ketika kita mengajak orang-orang menulis, termasuk para pensiunan, selalu kita akan mendapat respon dengan kata-kata, " saya tidak bisa menulis", saya tidak pandai menulis. Kalau yang sudah merasa diri sudah tua, kita sering pula mendengar alasan kalau mata sudah tidak bersahabat, tidak sanggup lagi membaca atau tidak sanggup lagi melihat atau duduk di depan computer.Â
Pokoknya, cukup banyak alasan seperti ini. Ini bukti bahwa  kegiatan menulis atau aktivitas menulis yang kita tawarkan kepada para pensiunan, belum tentu mereka tertarik. Namun demikian,karena di masa pension, seorang pensiunan sudah punya banyak waktu luang, maka selayaknya bisa dimanfaatakan untuk berbagi lewat tulisan.Â
Sesungguhnya, kegiatan menulis itu tidaklah seberat kita melakukan kegiatan lain yang menguras tenaga. Menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Menulis tidak membutuhkan atau menuntut si penulisnya harus mengikuti jadwal atau waktu tertentu seperti pergi ke kantor. Melakukan aktivitas menulis  bisa dilakukan di ruang sendiri, di jalan, di pasar atau di mana saja. Bahkan di toilet pun kita bisa menulis. Yang penting mau.Â
Apalagi para pensiunan. Kalau mau menulis, pasti banyak sekali penggetahuan yang bisa ditulis. Bukan hanya pengetahuan, tetapi juga  banyak pengalaman serta cerita yang dituliskan dan dibagikan kepada para generasi muda atau masyarakat umum. Sayang bila pengetahuan, pengalaman dan best practices yang dimiliki oleh para pensiunan tersebut tidak dibagi kepada masyarakat.Â
Ilmu dan ketrampilan tersebut bila tidak dibagi, maka ilmu dan ketrampilan tersebut akan hilang begitu saja. Oleh sebab itu, sepatutnya ditulis dan disebarluasakan. Sebenarnya, ada banyak pensiunan yang tetap produktif di masa pension. Mereka dengan penuh istiqamah alias konsisten berbagi lewat aktivitas menulis.Â
Nah, terkait dengan kegiatan berbagi lewat menulis. Penulis teringat akan kebiasaan menulis dan produktivitas seorang yang setahu penulis sudah pension. Penulis teringat seorang yang bernama Tjiptadinata Efendi, kelahiran Padang, 21 Mai 1943. Ia adalah penulis gaek yang sangat produktif menulis di Kompasiana.com.Â
Dikatakan demikian karena setiap hari kita bisa menikmati tulisannya di Kompasiana.com. Tercatat lebih dari 4500 tulisan beliau yang telah diposting di Kompasiana. Padahal, menulis di Kompasiana tidak ada honor, tetapi beliau tetap sangat produktif dan terus berbagi di usia yang tidak muda lagi. Penulis begitu terkesima dengan penulis senior ini. Mengapa bisa terkesima?Â
Tentu saja salah satu jawabannya adalah ketika penulis bandingkan usia penulis, Pak Tjip berusia cukup jauh. Ya, bila beliau lahir tahun 1943, ia lebih tua dari usia kemerdekaan negeri ini yang sudah 74 tahun dan pak Tjip kini sudah 77 tahun. Usia yang sudah sangat senior bukan? Hebatnya beliau adalah hingga di usia setua ini masih sangat produktif menulis dan mengalahkan orang-orang muda dan yang lebih muda, termasuk penulis sendiri yang dua tahun lagi akan pension.Â
Barangkali, ada baiknya para pensiunan  atau yang kini memasuki masa pension yang memiliki kemauan dan kemampuan menulis, bisa menjadikan sosok Pak Tjip ini sebagai sumber inspirasi. Sebaiknya belajar bagaimana Pak Tjip, begitu mungkin sebutannya, bisa begitu produktif di usia senjanya. Siapa tahu, bisa memantik kemauan untuk menulis seperti Pak Tjip.
Hebatnya Pak Tjip yang sangat produktif di usia tua tersebut, semakin bertambah hebat, karena Pak Tjip tidak hanya mengorbitkan diri lewat ribuan tulisannya di Kompasiana, tetapi juga dihebatkan oleh sang Isteri yang juga sangat produktif menulis di usia senja. Para warga Kompasianer sangat banyak mengulas tentang bu Roselina Effendi.Â
Ternyata mereka memang keluarga hebat yang memiliki dedikasi tinggi dalam berbagi ilmu dan ketrampilan kepada masyarakat lewat tulisan di Kompasiana khususnya.Â
Jadi, sebenarnya apa pun kita bisa lakukan di masa pension. Apalagi aktivitas menulis yang tidak membutuhkan modal, seperti membuka usaha dagang. Bisa dimana saja dan kapan saja. Yang penting mau, pasti bisa. Pak Tjip dan Bu Roseline sudah membuktikan, bukan hanya di Kompasiana, tetapi juga bisa kita baca buku-buku Pak Tjip yang begitu banyak. Tidakkah kita salut?
Oleh sebab itu, sebaiknya para pensiunan mau menulis, menuangkan dan mengekspresikan ide-ide menarik, menceritakan tentang pengelaman mengelola sesuatu, atau memproduksi suatu produk dan lain-lain. Sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya para pensiunan tersebut memiliki kapasitas dan cerita untuk ditulis.Â
Maka, jangan tunggu batang usia terus bertambah, tetapi karya tidak bertambah dan cenderung mandeg dan bahkan hilnag sejalan dengan perjalanan usia. Padahal, di usia senja kita pun sebenarnya bisa tetap produktif, termasuk menulis. Ingatlah bahwa menulis itu menyenangkan. Ya, banyak untungnya.Â
Ya, mari kita wujudkan impian menulis di hari tua. Apalagi dalam konteks motivasi, usia tua bukan alasan untuk tidak menulis. Semakin tua, sesungguhnya semakin banyak ilmu, pengetahuan, ketrampilan serta perilaku baik atau lesson learnt  yang diberikan oleh para pensiunan kepada generasi muda yang juga suatu saat akan menjadi pensiunan.Â
Dengan mau menulis, tulisan-tulisan para pensiunan bisa mencerahkan dan menambah pengetahuan, ketrampilan, pengalaman serta penerapan sikap yang baik kepada generasi muda. Mari kita mulai menulis sejak sekarang. Siap?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H