Oleh Tabrani Yunis
Andai kau bisa mendengar  derasnya degup jantung anak-anak negeri
Andai  kau bisa meraba dada setiap rakyat yang tengah menanti dan mengejar mimpi
Andai  kau bisa menatap wajah-wajah mereka meniti hari
Mungkin kau akan tahu semua sedang merasa nyeri di sendi-sendi
rasa sakit mengerinyit dahi
Ada ketakutan seakan menghadapi mati
Padahal semua itu halusinasi
Anak-anak negeri tengah dijejali mimpi yang tak pasti
Di ubun-ubun  diselimuti  janji-janji nan penuh ilusi
Dibumbui cita rasa demokrasi
semua merasa menang sendiri
Perasaan gusar terus membuncah di sanubari
Andai kau bisa menyelami dalamnya harapan anak-anak negeri
Ada galau yang menghentak-hentak ujung hati
Merasa nyeri kala ada kegaduhan para penguasa negeri yang tak kunjung henti
Pesta raya, telah menabuhkan genderang  perang  di antara pengejar mimpi
serinai tanda  kematian meraung -raung, menggelegar  dahan-dahan hingga ke ranting-ranting mati
Wajah-wajah rupawan  nan  tersenyum berubah pucat pasi
tak sabar menanti damai bersemi
wahai para pemimpi nan tengah mengejar kursi
Bersatulah dalam mimpi bersama anak -anak negeri
bukan menebarkan benci yang menyalakan dan mengobarkan api
Tapi siramilah dengan air demokrasi nan hakiki
Negeri baldatun tayybatun warabun ghafur  yang kita nanti
Bersatulah wahai pemimpin negeri
Simpanlah semua rasa dengki
Kuburkanlah semua sakit hati
Sambutlah masa depan yang pasti
damai harus selalu bersemi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H