Hal ini, akan sangat membantu pemerintah meningkatkan kepedulian, kesadaran dan kemampuan literasi kependudukan anak negeri yang kemampuan literasi mereka saat ini masih rendah ini. Langkah-langkah ini, saat ini memang sudah mulai diinisiasi oleh BKKBN, termasuk BKKBN Aceh yang terus bergerak mencari mitra strategis untuk membantu membangun pojok kependudukan dengan menyediankan fasilitas bahanbacaan di sejumlah desa di Aceh.Â
Tentu, apa yang dilakukan oleh BKKBN di Aceh, masih jauh dari kesempurnaan, namun sebagai sebuah inisiatif memang sangat perlu diapresiasi dan didukung oleh semua pihak, termasuk masyarakat penerima manfaat ( beneficiaries). Â
Kiranya, BKKBN Aceh bisa pula mengajak organisasi masyarakat sipil, seperti LSM, termasuk WALHI Aceh mungkin memiliki buku-buku bacaan mengenai lingkungan hidup. Tentu masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan terbangunnya budaya membaca terkait kependudukan yang bisa dilakukan.Â
Kita bisa menyimpulkan bahwa saat ini, apabila a semakin banyak orang membicarakan soal literasi kependudukan, kala itu pula pembicaraan soal  kependudukan akan berkembang semakin luas dan terus berkait-kaitan dengan segala persoalan kehidupan. Walaupun  pengertian literasi kependudukan itu sendiri  masih belum secara untuh difahami.Â
Yang jelas, literasi selama ini sudah menjadi sebuah kata yang semakin akrab dengan kehidupan kita. Maka, dalam momentum seperti ini semakin sering kita dengan ungkapan dan istilah literasi  kependudukan dan aktivitas nya di tengah masyarakat kita.Â
Semoga, semua kita merasa terpanggil dan tergerak untuk bersama-sama membangun gerakan literasi kependudukan di semua level, individu, keluarga, lembaga pendidikan formal dan informal. Kalau kita mau, pasti bisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H