Tak dapat dipungkiri bahwa saat ini, program literasi  tersebut sangat dibutuhkan untuk menumbuh minat baca di sekolah  dan di masyarakat yang masih terus bermasalah. Minat baca anak-anak  ddan bahkan guru yang rendah  di sekolah telah membuat lembaga-lembaga pendidikan bermasalah ketika berhadapan dengan kegiatan evaluasi pendidikan seperti UAS dan Ujian Nasional dan lainnya yang telah berdampak buruk pada kualitas pendidikan.Â
Paling tidak, diakui atau tidak bahwa selama ini, rendahnya kualitas pendidikan kita, semuanya disebabkan oleh rendahnya minat baca, budaya baca dan daya baca  bangsa ini.Â
Padahal di era digital ini, idealnya minat membaca, Kemampuan mengidentifikasi masalah, menganalisis dan menulis masyarakat kita semakin meningkat dan berada pada posisi yang terbaik.Â
Dikatakan demikian, karena dengan kemajuan perkembangan dan pertumbuhan produk teknologi informasi dan komunikasi seperti gadget dan lain-lain, mempermudah akses terhadap berbagai sumber pengetahuan dan bacaan yang jumlahnya pun semakin banjir. Berbeda dengan masa lalu, kita kesulitan mendapatkan bacaan dan referensi untuk dibaca.Â
Ya, saat ini, segala sumber bacaan bisa kita dapatkan hanya dengan mengunakan mesin pencari, google searching di Internet yang juga semakin mudah dan murah diakses. Buku-buku dan segala macam sumber bacaan bisa diunduh dengan gratis oleh semua orang, asal punya gadget dan fasilitas Internet. Tentu sangat mudah.Â
Sayangnya, kendatipun akses dan jumlah bacaan sangat banyak, minat membaca, kemampuan membaca dan apalagi kemampuan untuk mengidentifikasi, kemampuan menganalisis, hingga kemampuan dalam memberikan solusi terhadap sebuah masalah, masih cukup rendah. Semakin sulit dan sedikit orang yang mau dan bisa menulis, sebagai bagian dari empat ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai setiap orang.Â
Terbukti dari berbagai hasil survey atau kajian alias penelitian memaparkan kondisi yang membuat hati kita begitu terenyuh. Hasil survey yang sering disebut-sebut selama ini adalah hasil survey UNICEF yang menempatkan Indonesia berada pada posisi 61 dari 62 negara.Â
Selain itu, PISA juga memperlihatkan hasil yang membuat kita minder membacanya, menempatkan kemampuan literasi bangsa Indonesia pada posisi paling belakang. Sangat memalukan, bukan? Sangat memalukan.Â
Oleh sebab itu, selayaknya pemerintah dan semua elemen bangsa ini sadar bahwa kunci untuk membangun bangsa Indonesia seutuhnya, yang cerdas dan bertaqwa kepada Allah adalah literasi atau dalam konsep Islam kita kenal dengan Iqra.Â
Semua pihak harus saling membantu menggerakan gerakan literasi dengan serius. Kiranya, pekerjaan atau tugas dan tanggung jawab membangun budaya literasi anak negeri adalah tanggung jawab semua orang. Jangan tunggu dan tunda lagi, bergeraklah sekarang.