Kentalnya atau dekatnya pemahaman soal literasi, bukan hanya sekadar tahu apa itu literasi, namun dari penjelasan kepala sekolah dan juga para guru, ternyata sekolah ini sudah sekian lama mempraktikan kegiatan membaca 15 menit sebelum jam pelajaran pertama berlangsung.Â
Apa yang sudah dilakukan oleh sekolah ini, bukan saja membaca, tetapi juga sudah meningkat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya lebih tinggi. Misalnya menceritakan kembali isi bacaan dengan berdiri di depan kelas, membuat rangkuman dari apa yang sudah dibaca dan sebagainya. Artinya kegiatan literasi sudah sampai pada tataran menulis. Hebat bukan?Â
Bagi penulis yang segera memasuki ruangan aula SMP Negeri 2, Unggul, Kecamatan Masjid Raya ini, sudah mendapat gambar potensi literasi sekolah. Sehingga penulis bisa memetakan kemampuan literasi para pelajar di SMP Negeri 2 tersebut. Dengan demikian, kegiatan memotivasi, membimbing menulis menjadi lebih mudah dan cepat.Â
Karena kalau para pelajar sudah sudah terbiasa dengan kegiatan literasi, maka untuk memotivasi para guru untuk menulis pun semakin lebih mudah. Ternyata memang benar. Para pelajar yang jumlahnya lebih dari 200 anak itu, berkumpul di aula SMP Negeri 2 tersebut dengan sangat antusias ingin menulis.Â
Besarnya kemauan mereka untuk menulis. Maka, seperti biasanya, sebelum para pelajar diberikan tugas menulis, penulis sebagai orang yang memotivasi, membimbing dan menyediakan media untuk menampung karya-karya mereka di majalah POTRET. Oleh sebab itu, usai memberikan motivasi mengenai membaca dan menulis, mereka dengan penuh anthusias mengerjakan tulisan yang penulis tawarkan.Â
Tulisan-tulisan mereka, akan diseleksi dengan baik, untuk menemukan tulisan siapa yang layak dimuat di www.potretonline.com, Karena ruangan aula yang dipenuhi oleh para pelajar agak sempit dan panas, maka sekitar sejumlah anak diminta untuk duduk bersila di tanah dengan menggunakan alas kaki di luar kelas, diajak ke luar ruangan kelas.Â
Mereka duduk di bawah pohon, di halaman sekolah dan juga sebagian tinggal di ruang aula untuk menyelesaikan tulisan yang bakal dikumpul. Dalam waktu kurang dari 1 jam, para pelajar sudah mengumpulkan tulisan mereka.Â
Mereka bisa menyelesaikan dalam waktu yang singkat. Semua termotivasi menulis, karena penulis menawarkan kesempatan menulis di media yang penulis kelola, yakni majalah POTRET dan potretonline itu. Apalagi, sang kepala sekolah berjanji akan memberikan hadiah kepada pelajar yang tulisan mereka dimuat di POTRET. Maka, wajar saja kalau semua mau menulis. Kondisi ini, bagi gayung bersambut. Inilah kondisi yang diinginkan. Sebab, selama ini apa yang penulis lakukan, tidak ingin sekadar berbasa basi.Â
Penulis tidak mau hanya berkampanye, mengajak orang lain menulis, tetapi apa yang penulis lakukan adalah mengajak, memotivasi, membimbing dan bahkan menyediakan media untuk memuat tulisan atau karya-karya para siswa.Â
Buktinya, ketika semua anak atau pelajar yang sudah selesai menulis, maka tulisan-tulisan mereka dikumpulkan dan diseleksi untuk kemudian dimuat di majalah POTRET. Tentu setelah proses seleksi.Â
Lalu, apa yang unik dari setiap perjalanan ke sekolah untuk memotivasi dan membimbing anak-anak menulis itu adalah setiap sekolah yang melaksanakan kegiatan seperti ini, pada saat meninggalkan ruang, penulis akan mendapatkan banyak tulisan para pelajar ini yang ditulis tangan.Â