Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Agar Program Literasi Tidak Hanya Basa-basi

6 Februari 2019   00:59 Diperbarui: 8 Februari 2019   11:01 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pelajar SMP Negeri 2 Masjid Raya anthusias. Dokpri

Perjalanan menebar virus literasi di Kabupaten Aceh Besar tahun 2018 lalu, terhenti sejenak ketika para pelajar atau murid SD menghadapi kegiatan ujian dan pembagian rapor.

Padahal, kegiatan menebar virus literasi yang dirangkai dalam kegiatan memberikan motivasi, mengajak dan membimbing para pelajar tersebut sebenarnya bisa dilakukan di sela-sela waktu menunggu para guru menyelesaikan pengisian rapor. 

Namun, karena kesibukan di sekolah, sehingga program kegiatan literasi tersebut terhenti hingga selesai masa libur. 

Apalagi kegiatan ini bukan kegiatan regular yang menjadi program pemerintah, tetapi hanya sebagai sebuah inisiatif untuk membangun gerakan literasi yang lahir dari sebuah kesadaran dan keprihatinan terhadap persoalan literasi anak bangsa yang kini sedang belajar di sekolah-sekolah. 

Alhamdulilah, di antara begitu banyaknya sekolah yang masih belum terjaga dan bangun dari mimpi indah, di mana pihak pengelola sekolah-sekolah tersebut belum banyak yang sadar bahwa rendahnya kualitas anak didik, rendahnya capaian nilai ujian dan rendahnya kualitas sekolah, sebenarnya bersumber atau bermuara dari persoalan rendahnya kemampuan literasi anak-anak didik di sekolah. 

Namun, berbeda dengan sekolah yang satu ini. Ya, SMP Negeri 2 Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. Sekolah ini rupanya tampak lebih cepat terbangun dan sadar bahwa kegiatan-kegiatan literasi di sekolah adalah jalan terbaik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sekolah, baik di level peserta didik, maupun di level atau tingkatan tenaga pengajar atau tenaga edukatif di sekolah, yakni guru, kepala sekolah dan semua piranti sekolah. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Ya, sekolah yang dipimpin oleh seorang Kepala sekolah, seorang perempuan ini, berinisiasi lebih cepat. Tersebutlah nama Affilinda S.Pd, M.Pd yang sudah empat tahun menjadi nahkoda di SMP Negeri 2 Masjid Raya, Aceh Besar itu. 

Beliau pada hari Jumat, 1 Februari 2019 menelpon penulis untuk meminta kesediaan memotivasi para pelajar di sekolahnya untuk mau dan bisa menulis. Beliau mengundang penulis untuk bisa hadir ke sekolah beliau pada hari Senin, 4 Februari 2019 siang. 

Nah, sebagai orang yang sudah menghibahkan diri untuk kepentingan gerakan literasi, maka undangan ini penulis terima dengan suka cita. Penulis membuka hati dengan ikhlas untuk datang memotivasi dan membimbing mereka menulis. Walau waktunya hanya setengah hari.

Namun semua itu tidak menjadi alasan untuk tidak berbuat. Undangan ini juga sekaligus untuk menyelidiki apakah sekolah ini selama ini sudah terbiasa dengan kegiatan literasi sekolah atau belum. Kalau pun sudah terbiasa, penulis ingin tahu apa saja kegiatan yang dilakukan, bagaimana strateginya, apa hasil yang sudah didapat, serta berapa lama kegiatan tersebut sudah berlangsung. 

Jawabannya, ternyata mengejutkan. Bayangkan saja, sekolah yang letaknya tidak jauh dari kawasan wisata laut, yakni pantai Ujong Bate, tersebut. Selama ini sudah sangat kental dengan istilah literasi. 

Kentalnya atau dekatnya pemahaman soal literasi, bukan hanya sekadar tahu apa itu literasi, namun dari penjelasan kepala sekolah dan juga para guru, ternyata sekolah ini sudah sekian lama mempraktikan kegiatan membaca 15 menit sebelum jam pelajaran pertama berlangsung. 

Apa yang sudah dilakukan oleh sekolah ini, bukan saja membaca, tetapi juga sudah meningkat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya lebih tinggi. Misalnya menceritakan kembali isi bacaan dengan berdiri di depan kelas, membuat rangkuman dari apa yang sudah dibaca dan sebagainya. Artinya kegiatan literasi sudah sampai pada tataran menulis. Hebat bukan? 

Bagi penulis yang segera memasuki ruangan aula SMP Negeri 2, Unggul, Kecamatan Masjid Raya ini, sudah mendapat gambar potensi literasi sekolah. Sehingga penulis bisa memetakan kemampuan literasi para pelajar di SMP Negeri 2 tersebut. Dengan demikian, kegiatan memotivasi, membimbing menulis menjadi lebih mudah dan cepat. 

Karena kalau para pelajar sudah sudah terbiasa dengan kegiatan literasi, maka untuk memotivasi para guru untuk menulis pun semakin lebih mudah. Ternyata memang benar. Para pelajar yang jumlahnya lebih dari 200 anak itu, berkumpul di aula SMP Negeri 2 tersebut dengan sangat antusias ingin menulis. 

Besarnya kemauan mereka untuk menulis. Maka, seperti biasanya, sebelum para pelajar diberikan tugas menulis, penulis sebagai orang yang memotivasi, membimbing dan menyediakan media untuk menampung karya-karya mereka di majalah POTRET. Oleh sebab itu, usai memberikan motivasi mengenai membaca dan menulis, mereka dengan penuh anthusias mengerjakan tulisan yang penulis tawarkan. 

Tulisan-tulisan mereka, akan diseleksi dengan baik, untuk menemukan tulisan siapa yang layak dimuat di www.potretonline.com, Karena ruangan aula yang dipenuhi oleh para pelajar agak sempit dan panas, maka sekitar sejumlah anak diminta untuk duduk bersila di tanah dengan menggunakan alas kaki di luar kelas, diajak ke luar ruangan kelas. 

Mereka duduk di bawah pohon, di halaman sekolah dan juga sebagian tinggal di ruang aula untuk menyelesaikan tulisan yang bakal dikumpul. Dalam waktu kurang dari 1 jam, para pelajar sudah mengumpulkan tulisan mereka. 

Mereka bisa menyelesaikan dalam waktu yang singkat. Semua termotivasi menulis, karena penulis menawarkan kesempatan menulis di media yang penulis kelola, yakni majalah POTRET dan potretonline itu. Apalagi, sang kepala sekolah berjanji akan memberikan hadiah kepada pelajar yang tulisan mereka dimuat di POTRET. Maka, wajar saja kalau semua mau menulis. Kondisi ini, bagi gayung bersambut. Inilah kondisi yang diinginkan. Sebab, selama ini apa yang penulis lakukan, tidak ingin sekadar berbasa basi. 

Penulis tidak mau hanya berkampanye, mengajak orang lain menulis, tetapi apa yang penulis lakukan adalah mengajak, memotivasi, membimbing dan bahkan menyediakan media untuk memuat tulisan atau karya-karya para siswa. 

Buktinya, ketika semua anak atau pelajar yang sudah selesai menulis, maka tulisan-tulisan mereka dikumpulkan dan diseleksi untuk kemudian dimuat di majalah POTRET. Tentu setelah proses seleksi. 

Lalu, apa yang unik dari setiap perjalanan ke sekolah untuk memotivasi dan membimbing anak-anak menulis itu adalah setiap sekolah yang melaksanakan kegiatan seperti ini, pada saat meninggalkan ruang, penulis akan mendapatkan banyak tulisan para pelajar ini yang ditulis tangan. 

Hal ini membuat penulis harus menjalankan tugas mengetik, sebelum melakukan editing. Baru setelah itu, penulis segera melakukan posting di www.potretonline.com, sehingga setiap anak akan bisa mengakses dan membaca tulisan-tulisan orang terkenal tersebut. 

Akhirnya, penulis mendapatkan setumpuk kertas yang berisi tulisan para pelajar yang harus segera diseleksi dan dipublikasi sebagai bukti bahwa apa yang sedang dilakukan adalah bukanlah sebuah retorika, tetapi mengajak, memotivasi, membimbing serta menyediakan media untuk menampung karya pelajar yang bisa diakses dengan sangat mudah. 

Apa yang harus ditindaklanjuti oleh kepala sekolah adalah pasca pelatihan ini. Para guru dan kepala sekolah harus mau menyediakan waktu agar anak-anak rajin membaca dan menulis. Guru bisa menjadi jembatan untuk membangun kesuksesan para pelajar dalam mengumpukan tulisan para pelajar dengan baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun