Walau pada dasarnya, persoalan literasi di negeri ini adalah sama, yakni rendahnya minat membaca yang membawa pengaruh besar pada rendahnya hasil belajar setiap insan pendidikan.Â
Realitas membuktikan bahwa para pelajar SMP di sekolah ini, sepertihalnya anak-anak lain di sekolah lain sedang berhadapan dengan mamsalah minat membaca yang relative rendah. Mereka bersekolah, tetapi jarang dan bahkan ada yang memang malas membaca.Â
Apalagi sekarang, pengaruh penggunaan gadget yang semakin membumi dan membunuh minat baca anak-anak, karena penggunaan gadget yang salah arah dan telah mengubah perilaku anak dan masyarakat dalam hal membaca. Penggunaan gadget yang salah arah, telah membuat minat membaca layu, sebelum tumbuh. Jadi, sangat berbahaya bukan?
Idealnya dengan semakin canggihnya dan maraknya penggunaan gadget, minat dan kemampuan membaca kita semakin tinggi. Namun fakta terbalik. Padahal, salah satu jalan untuk belajar adalah lewat membaca.Â
Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini, hal yang harus dilakukan adalah memberikan pemahaman akan pentingnya membaca, bahkan mengajak para pelajar untuk melihat dan mempelajari latarbelakang Allah memerintahkan nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk iqra yang dalam Islam kita kenal pula istilah mengaji untuk mengetahui apa yang dibaca dan kita kaji, memahami, menganalisis hingga mampu mencari solusi terbaik.Â
Dengan demikian, membaca adalah basis peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap dan perilaku. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa meningkatkan minat dan ketrampilan menulis, apabila kita tidak atau jarang membaca? Â Sebagaimana kita ketahui bahwa membaca berada pada level receptive sementara menulis adalah pada level reproductive.Â
![Dok Rusydi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/10/aceh-besar-2-5be62575aeebe13fab40d164.jpg?t=o&v=555)
Nah, pertemuan singkat yang ikut dihadiri oleh sejumlah guru di SMP Negeri 3 Ingin Jaya, Aceh Besar itu merupakan wujud dari misi membangun gerakan literasi dengan menebarkan jutaan virus literasi, sehingga cita-cita untuk mencerdaskan generasi bangsa bisa tercapai.Â
Namun, apa yang dilakukan selama setengah hari tersebut adalah sebuah langkah kecil yang bisa dikontribusikan oleh siapa saja, termasuk para inisitor pendidikan yang peduli pada persoalan literasi anak bangsa ini. Selayaknya kuta semua mau bergerak membangun kemampuan literasi anak negeri.Â