Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bergerak Cepat Menebar Virus Literasi di Aceh Besar

10 November 2018   07:02 Diperbarui: 10 November 2018   14:28 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya berselang semalam, akhirnya pada pagi Jumat, hari ini aku melaju menuju SMP Negeri 3 Ingin Jaya, Aceh Besar yang jarak tempuh dari kantor majalah POTRET sekitar 10-12 menit, tergantung kecepatan laju kenderaan. Kebetulan aku hanya memacu kecepatan hanya 60-80 km/jam, karena bukan di dalam kota, tetapi di pinggir kota Banda Aceh yang masih belum mengalami kemacetan. 

Berbeda dengan kota Banda Aceh yang kian hari ini kian padat dengan kenderaan, roda dua, roda tiga dan roda empat. Sehingga kondisi kenderaan di kota ini pun sudah semakin ramai dan membuat suasana berkenderaan sudah tidak enak lagi. Apalagi kalau banyak orang yang tidak sabar, pasti semrawut, saling ingin mendahului dan sebagainya.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Layu Sebelum Tumbuh
Pokoknya, aku merasa bersyukur saja, bisa sampai ke sekolah ini tepat waktu. Rasa syukur lain, aku mendapat tambahan jam terbang. Hmm, boleh ya mengambil istilah jam terbang yang biasanya menjadi miliknya pilot pesawat. 

Aku bertambah jam terbang karena ini adalah sekolah baru yang belum pernah menjadi objek dari pencarian. Namun, kedatanganku dan pak Rusydi ke sekolah itu, bukan untuk menambah jam terbang.

Untuk apa banyak jam terbang apabila tidak membawa perubahan pada diri sendiri dan juga pada anak-anak atau orang-orang bahkan guru yang akan dikunjungi dan diintervensi. 

Padahal, niat awal atau impian awal adalah untuk membangun gerakan literasi. Paling tidak ingin mengubah tiga domain. Ketiga domain atau ranah itu adalah ranah pengetahuan (cognitive), ranah sikap (affective) dan ketrampilan (psychometric). 

Ya itu adalah hakikat sebuah pembelajaran dari sebuah kegiatan belajar, baik melelui training, maupun proses pembelajaran yang berlangsung setiap hari di sekolah. Strategi yang digunakan adalah lewat upaya memotivasi anak untuk mau dan gemar membaca, sebagai basis peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan peningkatan ketrampilan, seperti yang ingin dicapai dalam sebuah pembelajaran tersebut. 

Nah, sejalan dengan  maksud untuk membangun gerakan literasi di setiap sekolah, maka hal yang pertama sekali diketahui adalah mengenal kebiasaan dan budaya literasi di sebuah sekolah. 

Oleh sebab itu pada setiap kali melakukan kegiatan menebar virus literasi, hal yang pertama dilakukan adalah mengajak para peserta untuk menggali masalah atau informasi yang terkait dengan kebiasaan atau budaya literasi pada diri peserta didik dan sekolah pada umumnya.

Kegiatan ini perlu agar tidak salah dalam melakukan sesuatu. Selayaknya kita kenali dan fahami apa masalah yang dihadapi mereka, sebelum memberikan sebuah jalan atau solusi, agar tidak salah jalan atau salah solusi.

Maka, pada pertemuan selama setengah hari di SMP Negeri 3 Ingin Jaya, Aceh Besar pada Jumat itu, aku dan Pak Rusydi menggali informasi atau masalah literasi yang sedang mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun