Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mahasiswa Generasi Milenial dan Z Malas Membaca?

11 September 2018   00:08 Diperbarui: 11 September 2018   00:19 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Tabrani Yunis

Kata banyak orang, anak zaman sekarang yang disebut dengan generasi Y, generasi milenial dan bahkan generasi X adalah generasi hebat, karena mereka lahir di era keemasan kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi yang canggih. Tersedianya fasilitas internet yang semakin kencang dan murah serta semakin canggih dan bervariasinya gawai yang ada di tangan generasi ini membuat mereka semakin mudah berselancar di dunia maya. 

Kemampuan selancar ini, menjadi indicator pembeda antara generasi Y, Milenial dan generasi Z dengan generasi X yang dikatakan banyak mengalami gagap teknologi. Tentu saja, kalau kita bandingkan dengan generasi X yang juga kita sebut generasi zaman old dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih, memang generasi X tidak bisa berkutik. 

Namun, dalam hal membaca, bahkan menulis, generasi milenial, Y dan Z, masih memprihatinkan.  Budaya membaca di generasi ini malah rusak dan menjadi lebih buruk. Mengapa demikian?

Idealnya, semakin canggih dan mudahnya akses informasi, pengetahuan dan segalanya lewat teknologi informasi dan komunikasi tersebut, semakin tinggi budaya baca dan day abaca generasi ini. 

Dikatakan demikian, karena sesungguhnya teknologi internet, gawai dan sejenisnya yang semakin canggih itu, memudahkan semua orang untuk meningkatkan minat baca, daya baca dan budaya baca. 

Namun, faktanya, generasi sekarang malah memiliki minat baca yang rendah, memiliki daya baca yang rendah  dan bahkan budaya baca yang semakin rendah, terutama di kalangan mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi. Aneh bukan?

Mungkin saja hal itu aneh dan tidak mungkin. Kita pasti akan bertanya, bagaimana mungkin para mahasiswa kurang minat baca? Bagaimana mungkin mahasiswa memiliki kemampuan membaca yang rendah dan bagaimana mungkin sebagai mahasiswa berbudaya baca yang rendah? Begitulah mungkin rasa ketidakpercayaan kita, bila kita mengklaim bahwa mahasiswa zaman now, mahasiswa generasi Y, Milenial dan generasi Z berbudaya membaca yang rendah. Para pembaca boleh saja tidak percaya. Namun penulis sudah menemukan fakta tersebut.

Penulis sudah mengumpulkan fakta tersebut yang penulis tanyakan kepada lebih kurang 460 mahasiswa sebuah PT yang jawabannya mengejutkan. Sudah lima semester belajar di perguruang tinggi, hampir tidak ada mahasiswa yang menyelesaikan atau menghabiskan membaca satu buku. Kalau pun mereka membaca buku, hanya mencari bagian-bagian yang mungkin akan keluar soal dari dosen. 

Ketika kita bertanya kepada mereka apakah dalam sehari ini anda ada membaca? Jawaban singkat adalah mereka menggeleng. Ya, artinya tidak ada. Lalu, pertanyaan lanjutan, kalau tidak membaca buku, tidak membaca surat kabar atau majalah, apa yang ada anda baca dalam seharian? Mereka menjawab membaca WA atau media social lainnya.

Nah, dapat dibayangkan seberapa besar daya membaca mereka kalau hanya membaca pesan-pesan di whatsapp dan media social? Tentu hasilnya akan jauh berbeda dengan membaca buku secara tuntas. Bila mahasiwa membaca buku tuntas, maka pemahaman dan kemampuan analisisnya pun akan sangat bagus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun