Begitu memprihatinnya budaya dan daya literasi anak negeri ini. Tidak sepantasnya kita berada di urutan terendah itu. Namun fakta memperlihatkan wajah buruk budaya baca kita.
Hal ini akan semakin parah dengan semakin dilalaikannya bangsa ini dengan gadget yang menjurus kepada melemahnya kemamuan membaca sesuatu secara tuntas dan utuh. Karena selama ini, kebanyakan masyarakat kita hanya membaca secara parsial, yang pendek-pendek serta tidak mendalam. Sehingga, yang terjadi ketika membaca sebuah informasi, banyak masyarakat yang cendrung lebih percaya pada berita bohong atau hoax dibandingkan kepada berita yang sebenarnya.
Oleh sebab itu, launching gerakan nasional orang tua membacakan buku/bacaan kepada anak-anak sejak usia dini tersebut merupakan salah cara atau strategi untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat dengan menjadi anak sebagai pelaku dan objek kegiatan membaca tersebut.
Hal ini dianggap baik dan positif, karena selain menumbuhkan minat, rasa suka, cinta, daya baca, kegiatan seperti ini juga sebagai bentuk penyadaran terhadap orang tua akan pentingnya membaca dan membiasakan anak membaca sehingga akan terbangun budaya membaca tersebut sejak anak masih berusia  dini. Diharapkan kelak, anak-anak sebagai generasi mendatang akan menjadi generasi yang memiliki budaya literasi yang tinggi.
Agar gerakan nasional orangtua membacakan buku kepada anak-anak usia dini ini tidak hanya panas-panas tahi ayam, pemerintah harus dengan serius pula melakukan langkah-langkah dan strategi yang lebih banyak dan bervariasi, serta perlunya payung hukum yang digunakan oleh pihak sekolah dan orang tua dalam melakukan kegiatan-kegiatan dari gerakan membacakan buku tersebut.Â
Pemerintah harus mau membangun partisipasi masyarakat agar mereka bisa terlibat lebih banyak. Tentu masih banyak hal dan cara yang bisa dilakukan untuk menyukseskan pencapaian visi yang diembam fdari gerakan tersebut. Hingga bisa terbangun budaya literasi yang lebih tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H