Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nikmat Berbagi yang Tak Terduga-duga

27 November 2017   09:32 Diperbarui: 27 November 2017   22:08 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi. Berbagi ilmu lewat hibah majalah

Dalam konsep agama, kita memang dianjurkan untuk berbagi. Dalam Islam, kita bahkan wajib berbagi. Karena di dalam harta yang kita miliki itu, ada sebagian hak orang lain yang harus kita keluarkan lewat cara bersedekah, mengeluarkan zakat, baik zakat fitrah, maupun zakat mal dan lain-lain.

Sayangnya, kita seringkali sungkan, atau tidak mau membagikan  sesuatu yang kita miliki kepada orang lain. Bisa karena kita takut kalau apa yang kita miliki itu akan habis dan kita sudah tidak memilikinya lagi. Biasanya kita takut memberikan barang, makanan atau harta benda yang kita miliki, karena takut akan berkurang atau hilang. 

Pokoknya kita tidak mau atau enggan membagikannya kepada orang lain. Banyak orang yang memiliki harta yang melimpah, mereka tidak mau memberikan sedikit harta mereka untuk orang lain, seperti orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Bahkan tidak sedikit orang yang berusaha mengumpulkan dan menumpukan harta sebanyak-banyaknya. Mereka yang memiliki harta benda dan uang yang sangat banyak itu sering disebut sebagai hartawan atau di zaman sekaran disebut milyader atau sering pula kita sebut sebagai orang terkaya di dunia.

Orang-orang terkaya di dunia ini ada yang sangat dermawan, yang menggunakan harta yang dimiliki mereka untuk membantu orang-orang miskin, orang-orang yang mereka sebut sebagai orang marginal. Kalau dalam konsep Islam, kita mengenal ada fakir miskin dan dhuafa dan lain-lain. Mereka menyalurkan bantuan kepada kaum miskin dan marginal lewat perusahaan-perusahan mereka dengan membentuk CSR (Corporate Social responsibility) yang juga secara bebas kita terjemahkan dengan tanggung jawab social perusahaan. 

Tentu saja bukan hanya dengan jalur itu mereka berbagi, ada jalur-jalur lain yang sangat banyak mereka gunakan, baik secara social, maupun secara politis, individual dan kolektif. Pokoknya, mereka yang dermawan menjadi donator untuk membantu kegiatan-kegiatan social, keagamaan, politik, dan kemanusiaan. Bagi mereka, sadar bahwa berbagi itu indah. Jadi banyak sekali yang bisa dibagi bukan?

Ya, banyak sekali yang bisa kita bagi kepada orang lain. Tidak hanya benda atau materi, tetapi juga non materi, seperti yang diutarakan di atas. Lalu, apakah ketika semua yang kita bagikan kepada orang lain, orang yang membutuhkan itu, harta kita berkurang?

Banyak Untung

Terkadang banyak hal yang terasa seperti tidak masuk akal atau tidak rasional, ketika berkata bahwa ketika kita berbagi atau mau berbagi kepada orang lain yang membutuhkan, apa yang kita miliki itu tidak berkurang. Padahal, ketika kita misalnya memiliki dua sepeda dan satunya kita berikan kepada orang lain yang membutuhkan, secara nyata kita sudah tidak berkurang satu sepeda. Ya, secara fakta ya. Tetapi sesungguhnya, kita kita sudah menyedakahkan itu kepada orang lain, kita bisa akan lebih mudah mendapatkan yang lain. Mungkin bisa lebih besar dari yang kita berikan.

Pengalaman penulis dalam berbagi ilmu, ketrampilan, pengalaman dan sebagainya itu, ternyata telah banyak memberikan keuntungan. Keuntangan yang paling besar adalah kepuasan batin. Ya, sudah banyak sekali untung yang dapat diperoleh dari semua kegiatan berbagi yang penulis dapatkan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. 

Pertama, dengan berbagi itu, misalnya berbagi ilmu, ternyata ilmu kuta tidak hilang. Malah semakin  bertambah dan kekal. Kedua, sering berbagi itu juga menambah pengalaman hidup. Sehingga dengan pengalaman itu, kita bisa mendapatkan banyak peluang dalam melakukan sesuatu yang produkti dana menghasilkan itu. 

Ketiga, berbagi itu rupanya semakin menambah banyak teman dan relasi. Teman pertama adalah orang-orang yang kita bantu dan teman kedua adalah orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kita. Orang-orang ini adalah orang yang kita sebut sebagai donator untuk program dan kegiatan social yang kita lakukan. Ke empat, setuju atau tidak setuju, semakin banyak yang kita bisa bagi, maka semakin banyak orang yang mengenal kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun