Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jakarta Macet, Uber Saja

3 November 2017   20:59 Diperbarui: 4 November 2017   17:10 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melihat persoalan kemacetan dan polusi udara di Jakarta, aku malah berandai-andai. Ya, andai aku Gubernur Jakarta, aku akan benah transporatasi Jakarta itu. Aku akan mengajak semua warga Jakarta untuk hidup lebih nayaman  dan nikmat di jalan raya. Caranya, di samping memperbanyak angkutan umum yang bisa membawa penumpang secara masal dan nyaman, seperti pengadaan bus Transjakarta, monorel dan juga MRT, masyarakat Jakarta yang kaya memang harus secara bersama-sama bertransformasi keluar dari persoalan kemacetan di jalan raya yang selama ini menjadi musuh bersama itu. 

Tentu saja dengan membangun  kesadaran bersama. Hal yang harus dilakukan adalah melakukan pembatasan jumlah pemilikan kenderaan pribadi. Karena kalau setiap orang membawa mobil pribadi, di mana setiap rumah masing-masing ada satu dua dan tiga atau empat mobil, maka jalan raya akan penuh dengan kenderaan dan yang satu akan saling menjepit dan terus padat dan padat, maka kenikmatan membawa atau mengendarai mobil sendiri akan hilang. Nah, agar bertransportasi di Jakarta nyaman, maka  kalau aku Gubernur Jakarta, aku akan tegas membuat aturan pembatasan penggunaan mobil pribadi. 

Untuk membatasi penggunaan mobil pribadi, menggantikannya dengan penggunakan angkutan umum yang besar dan nyaman yang mudah diakses kapan saja dan kemana saja dengan system satu kartu untuk penggunaan sesuai jangka waktu, misalnya sekali jalan, atau kartu yang berlaku seharian, bahkan perbulan dengan tariff yang tidak terlalu mahal, bahkan lebih murah dan mudah dibandingkan menggunakan mobil pribadi ke kantor atau ke tempat kerja. Aku akan berikan pilihan alat tarsportasi yang sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing penumpang atau pengguna jasa kenderaan itu. Pokoknya, warga Jakarta akan kubebaskan dari kemacetan.

Apalagi, untuk saat ini dengan adanya layanan transportasi online seperti Uber, yang bisa melayani penumpang dengan pelayanan yang serba digital itu, maka aku akan gandeng Uber untuk menjadi kenderaan pelayanan warga Jakarta dan orang-orang di Jakarta menggunakan Uber untuk mengantar jemput seseorang secara online,yang dijamin aman. 

Nah, dengan dua cara ini saja, aku yakin akan bisa membuat warga Jakarta dan orang-orang yang datang ke Jakarta merasa sangat aman di jalan raya, tidak macet, dan tindak banyak polusinya. Penggunaan jasa Uber, di samping memberikan rasa aman terhadap pelanggannya, juga memperdekat jarak tempuh serta para penumpang atau pengguna jasa Uber tiak akan tertipu, karena senua sudah tersistem. Kita pun tidak bakal terlambat masuk kantor. Jadi sangat nidah dan murah bukan? Pasti sangat murah dan aman.

Nah, ingat. Kalau ingin tidak dikerubungi macet dan polusi udara yang tinggi, maka ikuti apa yang aku ajak. Sadarlah dengan cara mengurangi penggunaan mobil pribadi di jalan raya dan beralih ke layanan Uber, anda akan dengan mudah mengakses jalan raya dengan penuh rasa aman, nyaman serta selalu terjaga waktu untuk ke tempat kerja. 

Oleh sebab itu, kalau nanti ada Pilkadal lagi, jangan lupa pilih aku. Jangan takut pilih aku, karena adalah sosok yang akan mengurai benang kemacetan itu. Kalau pun tidak memilih aku, karena aku tidak punya KTP Jakarta, maka pilihlah pemimpin Jakarta yang mau menjalankan aturan pembatasan penggunaan mobil pribadi dan juga mau menggaet atau menggandeng Uber untuk secara bersama melayani masyarakat dengan murah dan mudah, serta mudah diakses kapan saja. Penggunaan Uber dalam frame atau kerangka  model drive sharing atau ride sharing. Dengan demikian, maka, Jakarta akan lebih baik. Ayo. Makanya, jangan lupa pilih saya nanti" he he he.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun