Nah, apa yang aku alami ketika menulis? Aku selalu saja terbawa emosi, rasa sedih dan bahkan menangis kala menulis. Tentu tidak salah dan itu, konon bagus untuk mengobati rasa trauma itu. Ketika aku menangis dan terus menuliskan apa yang kau rasa, apa yang aku alami, maka kala itu pikiran menjadi plong. Kepala terasa lebih ringan.Â
Oleh sebab itu, aku terus membiasakan diri menulis dan menulis untuk mengobati trauma yang pernah aku alami. Alhamdulillah, ternyata kegiatan menulis yang aku lakukan, termasuk menuliskan tulisan ini, telah membantu diriku keluar dari trauma yang menyelimuti diriku. Aku bersyukur kepada Allah, karena aku diberikan kemampuan untuk mengatasi trauma dengan terus menulis dan menulis yang manfaatnya sangat dahsyat ini.Â
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya, bila ada orang-orang yang mengalami trauma atau stress untuk mencoba mengekspresikan segala masalah, kesedihan dan stress dengan terus menulis. Apalagi menulis merupakan kebiasaan yang tidak merugikan diri. Ya, selayaknya, aku bersyukur, kini aku sudah keluar dari trauma itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI