Kedua perempuan itu, Mas Ancu dan beberapa mahasiswa Amerika beserta tukang yang mengadakan kerja bakti di komplek rumah Habitat for humanity itu sudah memberikan pelajaran penting bagiku dan juga bagi teman-teman yang ikut bekerja bakti saat itu. Pekerjaan volunteerism yang dilakukan itu adalah pekerjaan yang benar-benar ikhlas, tidak setengah hati, juga dilakukan tanpa ada waktu istirahatnya. Berbeda sekali dengan kegiatan gotong royong yang kita lakukan di tempat kita. Misalnya ketika sedang bekerja, banyak yang duduk dan merokok, atau sebentar-bentar duduk dan ngobrol serta hal lainnya. Dalam masyarakat Aceh, ketika disebut gotong royong itu, sering diplesetkan dengan  kata-kata, si droe duek, si droe dong ( satu orang duduk, satu orang berdiri). Just imagine, di negeri yang kitas sebut kapitalis ini, sikap voluntary mereka masih sangat tinggi. Bukan hanya itu, tetapi juga sifat social mereka terhadap para homeless yang tinggal di Miami itu, mendapat pelayanan makan malam setiap hari di rumah singgah yang disediakan.
Jadi, pekerjaan volunteerism yang kami lakukan pada saat itu, 10 tahun lalu itu adalah sebuah pelajaran atau pendidikan volunteerism yang sangat berharga bagi kami. Aku merasa beruntung bisa menjadi salah satu dari mereka yang bisa ikut beruntung mengikuti program YLIP saat itu. Â
Oleh Tabrani YunisÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H