Beberapa dampak negative itu antara lain, pertama, anak-anak SMP dan SMA yang mengakses video porno tersebut akan mengalami kerusakan moralitas anak kini an esok. Kedua, kebiasaan menonton video porno tersebut akan mendorong anak atau para penikmat video porno melakukan tidakan-tindakan yang akan merusak orang lain.
Ketiga, tentu saja tak dapat dipungkiri kebiasan itu akan mendorong terjadinya seks bebas, pelecehan seksual dan bahkan kekerasan seksual yang berujung kematian. Begitu buruknya dampak yang diakibatkan oleh beredarnya video porno hingga ke sekolah-sekolah anak kita itu sekarang dan di masa yang akan datang.
Wajar saja kalau semakin banyak orang tua yang galau, takut dan merasa serba salah dengan semakin menukik ke bawah, kebiasaan buruk anak-anak sekolah menonton video porno di sekolah, atau di mana saja. Namun, di tengah memburuknya perilaku anak dengan perilaku buruk, menonton perilaku buruk tersebut, banyak orang tua  hendaknya bisa menyikapinya dengan bijak.
Jangan hanya menyalahkan anak yang semakin nakal dan berperilaku buruk dan menyimpang. Juga tidak boleh orang tua menyalahkan alat, yakni fasilitas smartphone, karena anak menggunakan smartphone untuk menikmati video porno, di rumah, di sekolah atau dimana saja. Alat atau media tidak salah, yang salah adalah kita yang salah menggunakan media tersebut. Â Alat atau media tidak pernah salah. Yang salah adalah ketika menggunakannya. Begitu pula halnya, ketika anak-anak kita saat ini mulai mencuri-curi atau secara terbuka menonton video porno, di rumah maupun di sekolah, sesungguhnya itu adalah karena kesalahan para orang tua yang selama ini memanjakan anak-anak mereka dengan fasilitas smartphone yang serba canggih.
Ketika anak meminta kepada orang tua agar dibelikan handphone, banyak orang tua yang dengan bangga membeli smartphone, bahkan agar anak mudah mencari bahan pelajaran di internet, orang tua membelikan anak-anak mereka tablet, Ipad dan sejenisnya. Sayangnya, orang tua tidak menjalankan fungsi control saat di tangan anak sudah difasilitasi dengan peralatan canggih tersebut.
Nah, dengan demikian, tak dapat dipungkiri bahwa sesungguhnya orang tua sudah memfasilitasi anak-anak mereka menonton atau menikmati video porno dengan sempurna, kapan saja dan dimana saja. Jadi, sesungguhnya yang salah itu adalah orang tua, karena sudah memfasilitasi anak-anak memiliki alat atau smartphone dengan tanpa control atau pengawasan. Sehingga anak-anak bisa menikmati video porno di rumah dan di sekolah. Mari kita lebih bijak dalam memfasilitasi anak dengan alat komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H