Beruntung, salah satu dokter yang menangani Farhan memberikan solusi.Â
"Bu, mau nggak Farhan jadi bahan penelitian tesis saya? Nanti perawatannya gratis," ujar dokter tersebut.Â
Tanpa ragu, Nining menerima tawaran itu. Berkat kemurahan hati para dokter dan doa yang tak putus, Farhan mendapatkan perawatan gigi yang optimal. Bahkan, ia diundang menjadi pasien spesial dalam perayaan Hari Disabilitas Nasional yang diselenggarakan oleh FKG Unpad dan masuk konten youtube FKG Unpad edisi Hari Disabilitas Nasional.
Sekolah Khusus ke Sekolah Umum
Memilih sekolah untuk Farhan juga menjadi tantangan tersendiri bagi Nining. Di usia lima tahun, Farhan dimasukkan ke TK khusus anak istimewa di Dago bernama Rumah Khasanah. Namun, sekolah tersebut lebih fokus pada perkembangan motorik anak dan tidak memberikan perhatian pada aspek akademik. Setelah enam bulan bersekolah di sana, Farhan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Saat berkonsultasi dengan dokter anak, Nining mendapatkan saran untuk mencari sekolah lain yang juga memperhatikan aspek akademik. Pada saat itu, Nining mengetahui adanya program inklusi di TK Taufiq, sebuah TK umum yang menerima anak ASD (Autis Syndrome Disorder) dengan kuota tiga anak per sekolah. Farhan pun dimasukkan ke kelas TK B di sekolah tersebut. Meski awalnya guru-guru disana kaget dan sempat menolak, Nining turun tangan menjadi pendamping Farhan di kelas secara sukarela.
"Awalnya saya juga khawatir, tapi ternyata Farhan bisa mengikuti kegiatan di sekolah dengan baik. Bahkan, guru-gurunya mulai bangga dengan perkembangan Farhan," kenang Nining.Â
Hingga kini, Farhan telah duduk di kelas 1 SMP di sekolah umum dan terus menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Menjadi Tahfiz Al-Qur'an: Keajaiban dari Audio