Mohon tunggu...
Tabita Cahaya
Tabita Cahaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia

Mengisi celah kosong dengan kata-kata. Kata apa saja yang mampu menepis hampa.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Lumpia Semarang: Sebuah Cita Rasa Perkawinan serta Komoditi Menjanjikan

30 Juli 2022   14:24 Diperbarui: 30 Juli 2022   14:31 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cik Me Me, sebagai generasi penerus Lumpia Semarang mendapat informasi tidak mengenakan terkait pengklaiman lumpia oleh Malaysia. Pada tahun 2015 awal, lumpia akan diambil oleh negara tetangga sehingga Cik Me Me melakukan aksi demo #SaveLumpia. Aksi demo dilakukan Cik Me Me bersama dengan Forum Masyarakat Peduli Budaya Indonesia di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Mereka melakukan aksi untuk menegaskan bahwa lumpia adalah milik Indonesia dengan bukti pengesahan yang telah dilakukan. Lumpia Semarang juga sedang diusulkan sebagai warisan budaya Indonesia di UNESCO. Cik Me Me sebagai penerus generasi kelima Lumpia Semarang merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mempertahankan dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

Kini, lumpia telah diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Lumpia juga menjadi ciri khas kuliner Semarang. Makanan atau jajanan khas Semarang ini biasa disajikan bersama dengan saus cokelat yang bercita rasa manis dan tak lupa diitemani cabai serta daun bawang. Banyak gerai yang menjajakan Lumpia, baik di Semarang ataupun wilayah lainnya di Indonesia. Inovasi rasa baru seperti lumpia jamur, lumpia kambing, lumpia plain, dll diciptakan untuk menarik perhatian kaum millennial dan tentunya menambah kekayaan rasa lumpia. Harga dari lumpia juga beragam tergantung dari isi yang ditawarkan, sekitar 10-25ribu rupiah. Pemasaran lumpia mulai dilakukan secara online seperti pada website khusus ,penjualan di e-commerce dan media sosial. Hal ini tentunya semakin membuka kesempatan bisnis bagi masyarakat karena kemudahan yang didapat dari penjualan online.     

Pelestarian warisan budaya, salah satunya seperti Lumpia Semarang perlulah dilakukan. Dahulunya kuliner yang merupakan akulturasi dengan budaya Tionghoa, namun kini makin melebur dan menambah kekayaan budaya Indonesia. Cita rasa khas yang dipertahankan selama ratusan tahun patut diberi apresiasi. Lumpia tak hanya menjadi produk budaya belaka, makanan ini juga menjadi suatu komoditi jual-beli. Eksistensi dari Lumpia Semarang tak hanya diketahui oleh masyarakat Semarang saja namun juga seluruh warga Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pengesahan Lumpia Semarang kedalam warisan budaya nasional non benda yang disahkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu sebagai warga yang sadar akan kekayaan budaya bangsa patutlah melestarikan serta mempertahankan khazanah budaya Indonesia. Agar apa yang berkembang dan sepatutnya menjadi miliki kita tidak jatuh ketangan yang salah.

DAFTAR PUSTAKA

 

Bento, Mata. "Lunpia Cik Me Me:  Lunpia Khas Semarang yang Legendaris" Youtube, diunggah oleh Mata Bento,25 Oktober. 2021, https://youtu.be/WQIGqis-a-w. Diakses pada 4 Desember 2021.

Fiyani, Agus. 2019. Dinamika Perkembangan Industri Kuliner Lumpia Semarang Tahun 1998-2017. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang. Semarang.

KBBI Daring. lumpia, (https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/lumpia.html, Diakses pada 4 Desember 2021). 

Luth, Mazzia. 1994. Kebudayaan. Skripsi. Program Sarjana Institust Perguruan dan Ilmu Pendidikan. Padang.

Susanti, Indah Ella, Sri Mastuti. 2015. Lumpia Semarang Pada Masa Orde Baru. Jurnal Pendidikan Sejarah. Vol 3 (3). 384-390.

Tysara, Laudia. 2021. 7 Unsur-unsur Budaya Menurut Koentjaraningrat, Pahami Wujudnya. (https://m.liputan6.com/hot/read/4691948/7-unsur-unsur-budaya-menurut-koentjaraningrat-pahami-wujudnya?page=3, diakses pada 4 Desember 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun