Kemudian tentang pilar terakhir big data, apakah ada arah dan tujuan jelas, bagaimana pemanfaatan jumlah 2,5 juta artikel (menurut statistik K dua tahun lalu)?
Mungkin sekali-kali jumlah dari jumlah artikel ini diolah, dan dibuat laporan misalnya artikel jenis apa terbanyak, kapan dalam sehari total anggitan artikel terbanyak, siapa yang membuat artikel terbanyak, dan sebagainya.
Atau big data ini dibiarkan begitu saja sebagai "pakan" gratis teknologi AI seperti ChatGPT yang sedang naik daun saat ini?
Beyond blogging bisa diartikan sebagai lebih dari sekadar blog. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin setara dengan istilah TTM (Teman Tapi Mesra). Teman, namun lebih dari sekadar teman.
Meskipun dari perspektif lain, dalam TTM posisinya mengambang alias nggak jelas. Teman bukan, pacar juga bukan.Â
Jangan sampai, beyond pada beyond blogging statusnya juga mengambang alias nggak jelas. Apalagi, beyond yang diartikan jauh melampaui batas, jangan sampai kejauhan juga karena bisa nyasar!
Sebelum menutup tulisan, meskipun ini bukan panduan menulis, saya merasa hal penting yang perlu ada di tulisan adalah "ruh".
Dalam arti, pembaca sedapat mungkin dibuat agar mampu merasakan "fantasi", saat membaca rangkaian kata-kata yang berbaris bak gerbong kereta api.
Analoginya dengan kereta juga, tentu akan sangat mengasyikkan jika dapat menikmati pemandangan sekitar ketika bepergian dengan kereta api. Kalau tidak bisa menikmati pemandangan, misalnya Anda naik kereta api malam hari, tentu tidak mengenakkan, bukan?
Mau tidur, tetapi belum mengantuk. Mau lihat pemandangan, namun diluar hitam pekat tidak terlihat apa-apa. Tulisan tanpa "ruh" saya kira keadaannya sama seperti ini.
Anda mungkin punya ide banyak, dan ingin menyatukannya menjadi satu tulisan.Â