Apalagi terakhir K sepertinya "kecolongan" di karewar. Artinya memang ada "celah" yang perlu diperbaiki, agar orang tidak bisa memanfaatkannya.Â
Di satu sisi, memang tidak ada sistem yang sempurna sih. Di sisi lain, kalau "celah" dibiarkan terus menerus, apa tidak takut "masuk angin" nantinya?
Mengenai ikon mata sebagai penanda jumlah viewer artikel juga sering jadi polemik. Ada pendapat beberapa kompasianer, kalau angka di ikon bukan dasar perhitungan, untuk apa ditampilkan?
Saya dapat mengerti keluhan ini. Analoginya, pastinya gondok jika waktu sekolah dulu, guru tidak memberi tahu berapa nilai untuk jawaban benar, dan berapa nilai untuk jawaban salah, berapa nilai untuk jawaban yang tidak sepenuhnya salah, tapi sebagian benar.
Akan tetapi saya juga mengerti perasaan K. Ceileh pakek perasaan. Siapa lu! Pacar bukan, sok ngerti (ini mungkin suara K).
Jika yang dipakai hitungan google analytics, maka agak runyam untuk menampilkan jumlah viewer secara real time. Sekarang saja sering bermasalah kok.
Harapan saya, dengan momentum 15 tahun K, mudah-mudahan ada perubahan (walaupun tidak perlu signifikan) tentang karewar dan tampilan viewer (ini sepertinya berhubungan dengan karewar sih).
Baiklah, sekarang saya ingin cerita tentang menulis.
Boleh kan kalau saya mulai dengan pertanyaan, apakah Anda merasakan bahwa menulis itu mudah? atau sebaliknya?
Jawaban tentu berbeda, berdasarkan banyak aspek. Lalu kalau pertanyaannya, mengapa menulis (di K)?
Tentu ada bermacam jawaban. Misalnya saja sebagai obat anti pikun, obat mengatasi kesepian, obat anti linglung, obat anti stres, obat awet muda, bahkan untuk obat kuat?