Beberapa orang mungkin berharap tulisannya masuk artikel pilihan, artikel utama, masuk ke nilai tertinggi, populer, keberuntungan karewar tiap bulan, viewer banyak, ingin dapat komentar yang lebih panjang dari artikelnya, dan sebagainya. Saya kira itu sah-sah saja.
Kita bisa menemukan beragam tulisan di K, karena anggotanya juga dari berbagai latar belakang.Â
Meskipun semboyan K sudah berubah sejak tahun 2017 dari connecting and sharing, menjadi beyond blogging, namun kelihatannya slogan connecting masih kuat terasa.
Saat perubahan moto, Iskandar Zulkarnaen (COO kala itu) mengatakan ada 3 pilar beyond blogging. Yaitu, platform blog, pengolahan konten baik dan berkualitas, dan big data.
Tentang platform blog, tentu tidak perlu ada perdebatan. K memang portal jurnalisme warga (biasa), alias platform blog.
Akan tetapi, kita dapat berpolemik tentang konten baik dan berkualitas.Â
Kualitas atas dasar apa, dan siapa yang menentukan itu? Apakah ada panduan, bagaimana artikel bisa dipandang berkualitas baik?
Sebagai portal warga, tentu tidak perlu ada kaidah penulisan se-level portal ilmiah dalam penulisan artikel.Â
Salah satu syarat penting adalah, artikel menggunakan bahasa Indonesia. Boleh juga bahasa daerah, dengan terjemahan tentunya supaya orang mampu mengerti isinya. Artikel dengan bahasa Inggris pun saya kira tidak dilarang.
Curhat sedikit, sebenarnya belum lama ini saya melaporkan berita yang berkaitan dengan Jepang. Alasannya, ada beberapa deskripsi berdasarkan berita hoax. Akan tetapi tidak ada tanggapan sama sekali dari K. Artikel pun tetap ada sampai sekarang.
Mungkin laporan saya itu kualitasnya jelek, sehingga whoosh lewat begitu saja. Dari sini saya sedikit paham, bagaimana level kualitas yang diharapkan. Mungkin K bisa memberi saya sedikit "bocoran", bagaimana artikel yang berkualitas baik itu.