Manusia seharusnya belajar dari Yesus, sehingga tidak gampang putus asa. Orang harus gigih bertahan, meskipun sedang mengalami penderitaan.
Dengan kebangkitanNya, manusia harus memaknai bahwa ada kesempatan untuk memulai hidup baru, yaitu kehidupan sesuai dengan semangat serta perjalanan hidup Kristus.
Kebangkitan hendaknya dipahami sebagai bukti cinta Tuhan kepada manusia. Cinta kasih juga harus menjadi sumber untuk harapan dan kehidupan baru.
Karl Rahner, seorang teolog Katolik mengatakan kebangkitan merupakan titik awal sekaligus titik akhir.
Menurutnya, kematian tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap manusia. Sebaliknya, kita percaya atas kehidupan kekal dibalik kematian.
Peristiwa kebangkitan hendaknya jangan dipandang sebagai sekadar peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau. Akan tetapi, hendaklah dimaknai sebagai pengalaman spiritual yang diterima dan dialami oleh umat Kristiani.
Oleh karena itu, hendaklah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mengikuti misa Vigili Paskah dan Paskah nanti. Apalagi dalam misa, umat bukan hanya memperingati dan merasakan apa yang sudah terjadi pada masa lampau.
Tujuan hadir pada misa Vigili Paskah dan Paskah bukan untuk menyaksikan rangkaian prosesi, juga bukan untuk memuaskan diri atas visualisasi dari apa yang telah Tuhan lakukan pada masa lampau.
Melalui kehadiran di misa, kita harus memaknai bahwa apa yang telah dilakukan Tuhan pada masa lampau, akan terus terlaksana pada masa kini dan yang akan datang.
Berkat kebangkitanNya, maka disitu ada kesinambungan. Yaitu, Dia terus menerus ada, dan mendampingi manusia.
Umat harus hidup seturut teladanNya, menjadi diri sendiri dan tidak mudah putus asa.