Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskah dan Kehidupan

8 April 2023   09:00 Diperbarui: 8 April 2023   08:58 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telur Paskah dan Bunga Sakura (dokpri)

Manusia seharusnya belajar dari Yesus, sehingga tidak gampang putus asa. Orang harus gigih bertahan, meskipun sedang mengalami penderitaan.

Dengan kebangkitanNya, manusia harus memaknai bahwa ada kesempatan untuk memulai hidup baru, yaitu  kehidupan sesuai dengan semangat serta perjalanan hidup Kristus.

Kebangkitan hendaknya dipahami sebagai bukti cinta Tuhan kepada manusia. Cinta kasih juga harus menjadi sumber untuk harapan dan kehidupan baru.

Karl Rahner, seorang teolog Katolik mengatakan kebangkitan merupakan titik awal sekaligus titik akhir.

Menurutnya, kematian tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap manusia. Sebaliknya, kita percaya atas kehidupan kekal dibalik kematian.

Peristiwa kebangkitan hendaknya jangan dipandang sebagai sekadar peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau. Akan tetapi, hendaklah dimaknai sebagai pengalaman spiritual yang diterima dan dialami oleh umat Kristiani.

Oleh karena itu, hendaklah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mengikuti misa Vigili Paskah dan Paskah nanti. Apalagi dalam misa, umat bukan hanya memperingati dan merasakan apa yang sudah terjadi pada masa lampau.

Tujuan hadir pada misa Vigili Paskah dan Paskah bukan untuk menyaksikan rangkaian prosesi, juga bukan untuk memuaskan diri atas visualisasi dari apa yang telah Tuhan lakukan pada masa lampau.

Melalui kehadiran di misa, kita harus memaknai bahwa apa yang telah dilakukan Tuhan pada masa lampau, akan terus terlaksana pada masa kini dan yang akan datang.

Berkat kebangkitanNya, maka disitu ada kesinambungan. Yaitu, Dia terus menerus ada, dan mendampingi manusia.

Umat harus hidup seturut teladanNya, menjadi diri sendiri dan tidak mudah putus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun