"Namara shibareru!"
Saya teringat kalimat itu ketika turun dari pesawat JAL, setelah perjalanan satu setengah jam, dimulai saat lepas landas dari Bandara Haneda.
Burung besi tumpangan mendarat sedikit oleng di landas pacu yang berselimut salju di Bandara Shin-Chitose, Hokkaido.
Kalimat tersebut adalah dialek. Terjemahan dalam bahasa Indonesianya, dingin sekali.
Entah kenapa kalimat itu muncul secara tiba-tiba. Mungkin lantaran teman yang notabene dosanko, sebutan bagi orang kelahiran Hokkaido, sering mengucapkannya.
Memang suhu udara saat saya berkunjung bulan Februari lalu, terasa dingin menusuk tulang. Salju pasti turun setiap hari pada akhir musim salju yaitu bulan Januari dan Februari, walaupun hanya beberapa jam saja.
Pilihan Bandara Shin-Chitose semata-mata karena letaknya dekat dari Sapporo.Â
Mobilitas menggunakan transportasi umum mudah ditemukan di Sapporo. Sehingga saya memesan penginapan disini, meskipun berencana pergi ke beberapa tempat lain seperti Hakodate, Asahikawa dan Otaru.
Lokasi dan fakta sebagai kota paling besar di Hokkaido, menjadikan Sapporo sebagai tempat paling praktis untuk mobilisasi.