Ketika mengintip eye-finder di kamera analog Olympus XA2 yang selalu saya bawa ke mana-mana, ternyata perempuan di depan menoleh. Saya tidak tahu alasannya kenapa dia menoleh. Mungkin dia merasakan ada aura ganjil dengan kehadiran saya di tengah kerumunan belantara orang di Shibuya? Entahlah.
Untungnya momen ini bisa terekam secara refleks. Saya lupa apakah lelaki bertopi di sebelahnya, yang tak acuh pada demo adalah teman seperjalanannya.
Pada foto, saya ingin menggambarkan keadaan di mana ada 3 orang dengan fokus berbeda. Satu orang ingin melihat demo (saya), kemudian perempuan yang terheran-heran dengan alien memegang kamera, dan lelaki yang tak acuh pada demo.Â
Omong-omong, jika Anda berada di sana, lebih memilih untuk memandang apa atau bagian mana?
Selanjutnya saya ingin mengajak Anda menuju Harajuku.
Seperti Anda tahu, Harajuku adalah salah satu pusat fashion remaja di Tokyo. Selain tentunya di Shibuya, dengan ikon pusat fashion Gedung 109 (dibaca:ichi-maru-kyuu).
Keramaian Harajuku berada di jalan lurus sempit bernama Takeshita Doori. Disini Anda bisa menemukan berbagai macam toko pakaian, pernak-pernik, stationary, bahkan retoran.
Saya tertarik untuk memotret kaos dipajang secara berjejer di salah satu toko. Anda dapat melihat kaos dengan beragam corak dan warna yang sudah agak memudar, karena terkena terik matahari terus-menerus.
Ada kaos dengan tulisan hadouken, salah satu jurus andalan tokoh Ryu dan Ken pada game lawas fenomenal Street Fighter. Jika Anda pembaca setia komik Slam Dunk, di sana ada kaos bertuliskan Shohoku, nama SMA tempat pemain basket yang menjadi inti cerita.
Jurus pamungkas Son Goku di komik/anime Dragon Ball kamehame-ha, tersedia juga. Kemudian ada banyak tulisan lain pada kaos yang tidak bisa saya bahas satu per satu.