Setelah mengambil bagasi dan berjalan keluar, petugas dari hotel ternyata sudah menunggu di pintu kedatangan. Oh ya, saya tiba tanggal 20 Maret lalu, sehingga wajib menjalani karantina selama satu hari.
Dalam perjalanan, saya takjub melihat pemandangan karena banyak gedung dan tempat baru yang saya tidak kenal sebelumnya. Ketika pulang tiap tahun saja saya selalu kagum. Apalagi sekarang setelah 3 tahun tidak menghirup udara panas di Jakarta.
"Seperti Urashima Taro", begitulah keadaan saya ketika melihat suasana Jakarta, kalau digambarkan dengan idiom Jepang. Sebagai catatan, Urashima Taro adalah tokoh cerita dongeng anak, dimana dia menjadi linglung saat kembali ke rumah setelah mengembara di istana bawah laut.
Meskipun semua terlihat berubah, hanya ada satu saja yang tidak pernah berubah dari Jakarta, yaitu kemacetan! Tak apalah, hitung-hitung untuk melatih kesabaran, karena selama menggunakan transportasi umum di Jepang, saya belum pernah terjebak kemacetan.
Sesampai di hotel, petugas dengan sigap melayani dan mempersiapkan segala dokumen yang dibutuhkan untuk prosedur karantina. Beberapa orang juga terlihat mengantre. Saya tidak tahu apakah mereka juga baru tiba dari luar negeri, karena tiap pendatang dijemput dengan mobil (tepatnya taksi silverbird) terpisah.
Setiba di kamar setelah semua prosedur administrasi selesai, melalui jendela hotel saya bisa melihat keramaian Jakarta. Sepertinya roda ekonomi sudah mulai bergerak kembali, setidaknya menurut pengamatan kasat mata.
Mobil dan motor terlihat saling mendahului di jalan. Sementara banyak juga orang berjalan, maupun berdagang di trotoar. Tidak kalah dengan keramaian orang, gedung yang berdiri megah maupun dalam tahap pembangunan pun, seakan berlomba ingin menunjukkan siapa paling dahulu yang bisa meraih langit.
Keesokan harinya, karena hasil tes PCR dinyatakan negatif maka saya boleh pulang ke rumah. Setelah menyantap hidangan nasi goreng dihiasi ayam goreng, irisan tomat dan mentimun serta kerupuk, dan sesudah mencuci mulut dengan irisan buah melon dan menggelontornya dengan segelas susu dingin, saya menuju lobi untuk mengurus administrasi serta mengambil paspor yang ditahan.
Kini setelah beberapa hari di rumah, saya bisa mengalami sendiri roda perekonomian mulai menggeliat setelah masa pandemi yang panjang. Pengalaman ini berdasarkan pengamatan saya melalui aktivitas tiap pagi.
Rutinitas setiap pagi, saya berjalan ke lapangan dekat rumah yang kini menjadi arena olah raga, dilengkapi jalur untuk joging atau sekadar berjalan.